HARIAN DISWAY - Belum selesai perang di Gaza, Israel telah terlibat baku hantam dengan milisi Hizbullah di perbatasan utara.
Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir mencoba menemui perwakilan dari kedua pihak untuk meredakan suasana.
Pada Selasa, 18 Juni 2024, utusan presiden AS untuk Timur Tengah Amos Hochstein mendatangi langsung Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri di Beirut, Lebanon.
Kemudian pada Senin, 24 Juni kemarin AS menjadwalkan Menteri Luar Negerinya Anthony Blinken untuk menemui Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant di Kantor Departemen Luar Negeri AS di Washington.
Ketika menemui sekutu Hizbullah pekan lalu, Hochstein menyerukan pada Berri untuk melakukan deeskalasi pertempuran mereka terhadap Israel.
Pria 51 tahun itu menghimbau agar Hizbullah melakukan negosiasi tak langsung dengan pihak Israel daripada terus menyerang sehingga memanaskan keadaan.
Dirinya juga sedari awal menjelaskan pada para pejabat Lebanon itu bahwa AS tak akan sanggup untuk mencegah Israel jika Hizbullah terus melakukan penyerangan.
BACA JUGA:Israel Tertekan: Netanyahu Desak AS untuk Kirim Senjata, Hizbullah Lanjutkan Serangan
Hochstein juga titip pesan untuk orang tertinggi di Hizbullah, Hasan Nasrallah, bahwa AS tidak mengendalikan Israel.
“Semua pihak perlu berkepentingan untuk mengakhiri konflik ini sekarang. Dan kami yakin ada jalan diplomatis untuk melakukan hal ini. Jika kedua pihak menyetujuinya,” ungkap Hochstein saat berkunjung pekan lalu.
Dalam laporan Axios diketahui bahwa AS tengah dalam kekhawatiran sebab pertempuran Israel dan Hizbullah ini.
Selain berdampak pada keselamatan banyak orang—termasuk anggota militer yang berperang—pertempuran itu juga akan membuat AS terlibat lebih dalam pada kecamuk ketegangan regional.
BACA JUGA:Boikot Produk Israel: Aktivis Palestina Rilis Daftar Substitusi yang Aman Dikonsumsi
Di sisi lain, saat menjamu Gallant di Washington kemarin, Blinken juga membahas hal yang kurang lebih sama dengan Hochstein perihal topik Israel dan Hizbullah.
"Pentingnya menghindari eskalasi konflik lebih lanjut dan mencapai resolusi diplomatik yang memungkinkan keluarga Israel dan Lebanon untuk kembali ke rumah mereka," ujar utusan orang nomor satu di AS itu.