Beruntung, rasa gugup yang dialami mahasiswi Keperawatan semester 2 itu bisa ditenangkan oleh partnernya Puji Lestari.
“Saya dari SMA sudah sering ikut debat. Tapi, hanya di tingkatan sekolah. Kali ini saya harus mewakili kampus dan daerah saya. Saya juga sempat hilang konsentrasi tadi. Beruntung teman saya lebih senior dan bisa menenangkan saya. Jadi, bisa sedikit lebih tenang,” bebernya.
Persiapan panjang telah dilakukan. Secara pribadi pun dirinya berkonsultasi dengan guru pembimbingnya semasa SMA.
“Saya dalam persiapan ketika bingung, saya bertanya sama guru saya. Banyak diskusi lah mas. Juga pembimbing kami di kampus,” ungkapnya.
Rasa grogi itu hanya dia rasakan di sesi satu lomba tersebut. Dalam sesi berikutnya, rasa canggung tersebut telah hilang. Bahkan, dia dan rekannya bisa mendominasi jalannya debat di dalam ruangan tersebut. “Kami pun yakin bisa masuk dalam 32 besar,” tegasnya. (*)