HARIAN DISWAY - Organisasi yang bergerak di bidang hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) merilis laporan terkait kecaman mereka terhadap Hamas pada Rabu, 17 Juli 2024.
Dengan tebal 238 halaman, mereka membeberkan kritik terhadap aksi Hamas dan faksi militer Palestina lainnya terkait aksi 7 Oktober 2023 lalu yang dinilai sebagai kejahatan kemanusiaan kepada Israel.
Laporan tersebut dibuka dengan kesaksian satu keluarga yang dilaporkan sebagai korban yang menderita luka bakar dari serangan balasan Hamas.
Laporan itu kemudian menjelaskan kronologi penyerangan Hamas pada pagi hari di 7 Oktober lalu melalui sudut pandang mereka.
“Kelompok-kelompok bersenjata menyerang setidaknya 19 kibbutzim dan lima moshavim (komunitas koperasi), kota Sderot dan Ofakim, dua festival musik, dan pesta pantai,” tulis HRW dalam website www.hrw.org.
Mereka juga melengkapi laporan tersebut dengan menjelaskan berbagai hal yang dinilai sebagai pelanggaran selama serangan balasan 7 Oktober oleh Hamas dengan sub penjelasan yang cukup rinci.
BACA JUGA:Israel Kembali Serang Gaza Kurang Seminggu dari Pelaksanaan Perundingan Gencatan Senjata
Beberapa tuduhan yang mereka layangkan pada pejuang Palestina adalah serangan yang disengaja serta tanpa pandang bulu terhadap warga sipil Israel, kekerasan seksual, penyanderaan, hingga mutilasi.
Mereka juga menuduh Hamas melakukan perampasan anggota tubuh, penggunaan manusia sebagai perisai dalam perang, serta kejahatan tidak manusiawi lainnya.
Mereka mendasari laporan tersebut dengan melakukan wawancara kepada 144 saksi, 17 penyelidik, dan advokat yang mengumpulkan informasi tentang tindakan kekerasan berbasis gender yang dilaporkan.
Mereka juga mengaku telah mewawancarai keluarga sandera, mantan anggota IDF, dan sejumlah pihak lainnya.
Tanggapan Hamas
Mengetahui pihaknya dituding dengan laporan yang dianggap berisi kebohongan dan bias yang nyata itu, Hamas merilis siaran pers di hari yang sama dengan rilisnya laporan tersebut.
Hamas menilai bahwa HRW justru menurunkan kredibilitas dan profesionalitasnya sendiri sebab menggunakan data yang palsu dalam penyusunan laporan itu.
“Laporan Human Rights Watch mengadopsi seluruh narasi Israel, dan beralih dari metode penelitian ilmiah dan posisi hukum yang netral, dan menjadi lebih seperti dokumen propaganda Israel,” ujar Hamas.