Khotib dalam ceramahnya menyatakan, ada lima hikmah yang bisa dipetik dari aktivitas kita mengembara atau berwisata.
BACA JUGA: Prof Rahma Sugihartati Segera Dilantik Sebagai Guru Besar FISIP Unair
Pertama, menghilangkan kepenatan. Artinya, dengan berwisata, kita akan mendapatkan udara cerah dan suasana baru yang dapat mendinginkan kepala kita dari kepenatan kerja rutin yang mungkin menjenuhkan. Dengan berwisata, kita akan mendapatkan suasana baru yang menyegarkan.
Kedua, mendapatkan penghidupan yang lebih bermakna. Dengan berwisata, kita akan dapat lebih memahami kehidupan yang kita jalani. Sebab, kita akan belajar bersyukur terhadap apa yang selama ini diterima dan dijalani sebagai umat beragama.
Ketiga, dengan berwisata, kita akan bertambah ilmu. Dengan berkunjung ke tempat baru dan menyaksikan kekayaan alam serta budaya di daerah wisata, wawasan kita otomatis akan bertambah. Berwisata tidak sekadar menyaksikan dan menikmati keindahan alam, tetapi juga memperoleh informasi baru yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.
Keempat, mendapatkan pelajaran tentang tata krama dan perbedaan adat istiadat masyarakat di daerah yang kita kunjungi. Dalam berwisata, kita tidak mungkin bersikeras mempertahankan apa yang menjadi kebiasaan dan adat istiadat kita. Di daerah tujuan wisata, kita juga belajar tata krama yang berlaku di sana. Dengan demikian, kita akan belajar tentang toleransi terhadap perbedaan.
Kelima, dengan berwisata, kita bertambah kawan di tanah rantau dan membangun relasi baru yang bermanfaat bagi kehidupan sosial kita. Dalam berwisata, kita tidak mungkin bersikap eksklusif dan soliter. Dengan berwisata, kita sekaligus juga akan belajar mengembangkan relasi sosial dengan orang-orang baru yang kita kenal di sana. Bukan tidak mungkin kita akan memiliki teman baru yang menyenangkan.
Salat Jumat berjalan khusyuk. Setelah menunaikan salat Jumat, sebagian dari kami melakukan salat jamak untuk salat Asar. Perjalanan kami selanjutnya adalah makan siang di Be Sanur Resto –sebuah tempat makan yang khusus menyajikan sop kepala ikan dan ikan goreng yang lezat.
MERAWAT KEBERSAMAAN
Selama acara healing berlangsung, semua selalu dipenuhi gelak tawa. Kami semua bergembira karena bisa melepas kepenatan dari irama kerja yang cukup intens di kampus.
Setelah disibukkan dengan mengoreksi hasil ujian mahasiswa, menguji skripsi, tesis dan disertasi, serta menginput nilai, kini yang dilakukan adalah melakukan jeda sejenak untuk bersantai. Ini adalah aktivitas leisure time yang sangat berharga.
Acara makan siang di Be Sanur Resto berlangsung seru. Di setiap meja, para dosen berkumpul dengan kelompok-kelompok kecil. Tidak ada perbincangan serius soal kondisi politik. Tidak pula ada perbincangan serius sosial isu-isu ekonomi dan sosial. Yang ada hanyalah perbincangan ringan.
Kami bercerita soal sekolah anak-anak kami, soal pengalaman mengajar mahasiswa yang kadang menjengkelkan karena ada yang malas, dan lain sebagainya.
Healing adalah acara yang memang dirancang pimpinan Universitas Airlangga untuk memberikan kesempatan bagi para dosen menikmati masa-masa tanpa tekanan kerja.
Selama acara healing, kami tidak diperbolehkan ada sekali pun rapat dan ceramah seperti yang biasa dilaksanakan di tiga-empat tahun lalu. Healing adalah acara yang murni diisi dengan aktivitas rekreasi yang menghibur dan menggembirakan.
Saya sendiri melihat semua wajah para dosen gembira. Ini adalah kesempatan yang benar-benar langka. Bisa dibayangkan, sekitar 90 dosen yang biasanya sibuk satu dengan yang lain di kegiatan masing-masing kini bisa berkesempatan pergi jalan-jalan bersama.