HARIAN DISWAY - Pimpinan kelompok milisi Yaman Houthi Sayyid Abdul Malik Al-Houthi mengeluarkan pidato berapi-api pada Minggu, 21 Juli 2024. Ia berjanji akan meningkatkan serangan untuk melawan Israel.
Pidato itu menyusul aksi pasukan Israel yang membombardir Pelabuhan Hudaydah di pantai barat Yaman yang menyebabkan setidaknya 6 orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.
Pasca serangan tersebut, Abdul Malik menegaskan bahwa Houthi akan terus meningkatkan kemampuan mereka agar siap menghadapi tantangan dari mana pun, dalam tingkat apapun.
Di dalam fase baru ini, Houthi nantinya akan menggunakan senjata baru, seperti drone “Yafa” yang sudah mereka gunakan untuk menyerang Tel Aviv pada Jumat, 19 Juli 2024 kemarin.
Pelabuhan Hudaydah yang terbakar setelah serangan udara Israel pada Sabtu, 22 Juli 2024-Instagram @stateofisrael-
Drone yang dapat terbang dalam jarak jauh tersebut dinilai lebih canggih dengan kekuatan perusak yang lebih baik dibandingkan drone lainnya.
"Serangan Yafa (Jaffa) telah memberikan pukulan moral bagi entitas Zionis, musuh tidak lagi aman dalam apa yang disebut 'Tel Aviv,” ujar komandan gerakan Ansarallah itu.
Di dalam fase eskalasi baru ini, Houthi juga berencana akan memperluas ruang lingkup operasional hingga ke Samudra Hindia juga Laut Mediterania.
BACA JUGA:Zainul Maarif Mundur dari Dosen Unusia: Terbukti Langgar Etik Berkunjung ke Israel
Abdul Malik juga menegaskan bahwa Houthi akan berpegang teguh sebagai pendukung Palestina untuk melawan genosida Israel yang masih belum usai hingga saat ini.
“Posisi kita sebagai rakyat Yaman sudah jelas, kita sedang terlibat dalam pertempuran yang suci, bukan sembarang pertempuran, dan siapa pun yang meragukan sikap kita seharusnya mengambil sikap yang sama atau lebih besar,” terang pria yang dinilai jarang muncul di depan publik itu.
Di sisi lain, di hari yang sama, Juru Bicara Milisi Yaman Houthi Brigadir Jenderal Yahya Saree mengumumkan bahwa pihaknya usai melakukan operasi balasan atas serangan Israel terhadap Pelabuhan Hudeidah, Yaman sehari sebelumnya atau Sabtu, 20 Juli 2024.
Operasi tersebut termasuk operasi kualitatif yang menargetkan sasaran-sasaran penting di daerah Umm al-Rashrash atau bagian selatan Palestina yang diduduki. Mereka meluncurkan sejumlah rudal balistik untuk menggempur kawasan tersebut.
Di sisi lain, angkatan laut, angkatan udara tak berawak, dan kekuatan rudal milik Houthi Yaman juga telah melakukan operasi militer gabungan yang menargetkan kapal Amerika “Pumba” di Laut Merah di hari yang sama.