Kampung Lali Gadget; Wujudkan Masa Kecil Gembira Tanpa Ketergantungan Gawai

Selasa 23-07-2024,19:01 WIB
Reporter : Michael Fredy Yacob
Editor : Mohamad Nur Khotib

Bagi orang dewasa, smartphone sangat mempermudah segala sesuatu. Tapi, handphone akan menjadi masalah ketika digunakan oleh anak-anak usia dini. Banyak hal yang akan terhambat. Mulai dari pertumbuhan mental dan komunikasi sosial sang anak.

-----------------------------

KHOIRIL Anam, sedang sibuk menghaluskan balok berukuran kecil di pendapa depan rumahnya. Beberapa bambu berbagai ukuran pun berada di sekitarnya. Di tangan kanannya tergenggam parang berukuran kecil. 

Parang itu digunakannya untuk memotong dan menghaluskan kayu. Semua kayu kecil itu akan digunakan sebagai pijakan untuk bermain egrang. Dipasang di bambu yang sudah dilubangi bagian bawahnya.

Hari itu, Senin, 22 Juli 2024, cuaca bersahabat. Cerah. Anginnya sepoi-sepoi. Khoiril yang bercelana pendek dan kaus merah terlihat sangat fokus membuat egrang. Sejak pukul 08.00, ia mulai membuat mainan tradisional itu.

BACA JUGA:Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Jadi Relawan di Kampung Lali Gadget

Egrang itu akan dibawa ke Festival Hari Anak, 26 Juli 2024, di Hotel Novotel Samator. “Rencananya, bikin 15 sampai 20 pasang,” katanya.

Tidak lama kemudian, dua tukang bangunan datang. Hanya menyapa Khoiril sebentar, lalu pergi untuk memulai pekerjaan mereka. Khoiril sudah tidak ada lagi memedulikan kedua orang itu. Ia kembali fokus membuat egrang.


Keseruan Africa Eastbound Umsida di Kampung Lali Gadget pada 15 Desember 2022.-Boy Slamet/Harian Disway -

Dua tukang tersebut secara bergantian menaikkan keramik ke pendapa. Ya, pendapat itu akan dikeramik. Agar anak-anak lebih nyaman main di sana. Ya, pendapa itu menjadi salah satu arena bermain favorit bagi anak-anak yang datang ke sana. Ke Kampung Lali Gadget. Itulah nama kampung yang dibangun oleh Achmad Irfandi.

Kampung Lali Gadget berada di atas lahan berukuran 45 x 50 meter. Dibangun enam tahun lalu. Tepatnya, April 2018. Targetnya, ingin anak-anak kembali ke permainan tradisional. Misalnya, main gasing, layangan, atau permainan lainnya.

BACA JUGA:Meneruskan Semangat Hompimpa di Kampung Lali Gadget, Tertarik Jadi Volunteer?

Kampung Lali Gadget berada di Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo. Tapi, sudah seminggu terakhir tempat itu sepi. Ditutup sementara karena ada renovasi. “Selain lantai pendapa dikeramik, kami juga merenovasi kolam ikan di belakang,” kata Irfan.

Kampung itu dibangun untuk kepentingan anak-anak. Irfan menyadari, tumbuh kembang anak tidak perlu dengan adanya teknologi. “Orang tua kita dulu kan tidak pernah berikan handphone ke kita. Malah kita dikasih mainan dan dikasih tahu cara bermainnya,” ucap pemenang Satu Indonesia Award 2021 di bidang pendidikan tersebut.

Baginya, belajar itu tidak hanya di sekolah. Bermain merupakan bagian dari belajar. Anak bisa belajar mengenal temannya. Belajar toleransi. Belajar memimpin. Serta belajar kreasi dan inovasi.

Kategori :