Pada akhir pertunjukan, mereka mengajak semua orang untuk berkumpul. Membentuk lingkaran di tengah. Sonolumgut menciptakan kebersamaan antara pemain dan pengunjung.
Ada pula pementasan tari Larak dari Bengkulu. Para pemainnya berasal dari Sanggar Tari Rajamuda. Para pemusik memainkan alat musik pukul yang disebut dol. Terdiri dari dua ukuran. Besar dan kecil.
BACA JUGA:Kisah Brahmana Keling, Leluhur Suku Tengger
Pementasan tari Larak berkisah tentang wafatnya Hasan dan Husein, kedua cucu Nabi Muhammad. “Tari Larak dalam tradisinya selalu ditampilkan pada 1-10 Muharram.
“Dalam tradisi Bengkulu ada tahapan arak-arakan. Di Eksotika Bromo ini kami menampilkan tarian dan adegan perang Karbala,” ungkap Nomelia Lubis, pimpinan Sanggar Tari Rajamuda.
Beragam kesenian dari berbagai daerah tampil dalam ajang itu. Eksotika Bromo hari pertama ditutup dengan drama tradisi berjudul Legenda Bumi Hila-Hila. Kisah yang didasarkan pada legenda lokal Suku Tengger. Drama tersebut dipentaskan oleh Cak Percil Cs. (Guruh Dimas Nugraha)
*Eksotika Bromo hari kedua, baca seri selanjutnya...