Eksotika Bromo kembali digelar. Berbagai penampil dari beberapa daerah mewarnai pertunjukan hari pertama. Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Segara wedi. Lautan pasir. Mengitari kawah Bromo yang ditumpu oleh empat kawasan: Pasuruan, Malang, Probolinggo, dan Lumajang.
Di hamparan pasir itu bambu-bambu tertancap dengan kuat. Seperti membentuk areal panggung. Kain putih membentang. Juga bendera-bendera merah-hitam.
BACA JUGA:Ruwat Rawat Segara Gunung, Tema Eksotika Bromo 2023
Eksotika Bromo 2024 (1), Serunya Para Penampil, Salah Satunya dari Korea Selatan. Pentas pyongsam Sonolumgul asal Korea Selatan menghibur para pengunjung event Eksotika Bromo 2024.-Boy Slamet-HARIAN DISWAY
Itulah areal yang digunakan untuk event Eksotika Bromo 2024. Tahun ini, ajang itu berlangsung di areal Brang Wetan Tengger. Yakni areal timur. Kawasan Probolinggo.
Pintu masuknya menghadap barat. Dibatasi oleh kain putih. Dua janur melintang. Pada hari pertama, 27 Juli 2024, cuaca Bromo sedang cerah. Permukaan gunung terlihat jelas. Juga asap yang membubung dari kawah.
Di tepi pintu masuk itu terdapat kendaraan hias dengan berbagai alat musik pukul. Itu merupakan kendaraan hias milik para pemusik Daul asal Pamekasan, Madura.
BACA JUGA:Oleh-Oleh dari Eksotika Bromo (1): Ada Gangguan di Jalur Tosari
“Tahun ini kami menampilkan beberapa lagu. Seperti Tanduk Majeng, Pajer Leguh, dan Aduh Angin,” ujar Firmansyah, ketua Ikatan Musik Daul (Imud).
Saat lagu-lagu itu dinyanyikan, terdapat empat penari dan satu can-macanan. Yakni boneka berbentuk macan yang dijalankan oleh dua orang. Mirip barongsai.
Musik Daul Madura berciri ritmis dan rancak. Para pemain musik menyanyikan lagu-lagu Madura sembari memainkan alatnya masing-masing.
Eksotika Bromo 2024 (1), Serunya Para Penampil, Salah Satunya dari Korea Selatan. Drama tradisi Cak Percil Cs. Menampilkan lakon Legenda Bumi Hila-Hila. Mereka menutup gelaran Eksotika Bromo hari pertama.-Boy Slamet-HARIAN DISWAY
BACA JUGA:Unik! Suku Tengger Punya Tradisi Tugel Kuncung untuk Anak Lelaki, Apa Itu?
Seperti lagu Aduh Angin yang berkisah tentang kerinduan orang Madura dalam perantauan. “Dalam perantauan, orang Madura berdoa. Mereka berharap agar angin dapat membawa kerinduan itu pada sanak keluarganya di rumah. Itulah makna lagu Aduh Angin,” ungkap Firman.
Sedangkan lagu Pajer Leguh berkisah tentang masyarakat Madura yang sedang bekerja meladang. Menunjukkan karakter orang Madura sebagai pekerja keras.