HARIAN DISWAY - Menyajikan sarapan lengkap untuk anak-anak pada pagi hari memang bisa jadi tantangan. Terutama saat mereka terburu-buru. Namun, sarapan ternyata lebih penting daripada yang kita kira.
Melewatkan sarapan tidak hanya berpengaruh pada kesehatan jangka panjang, tapi juga kebahagiaan anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang sering melewatkan sarapan cenderung kurang bahagia.
Dalam sebuah studi besar yang melibatkan 150.000 anak-anak dan remaja di 42 negara, peneliti dari Anglia Ruskin University (ARU) di Inggris dan Universidad de las Americas di Meksiko, menemukan bahwa ada hubungan antara frekuensi sarapan dan kepuasan hidup anak.
BACA JUGA:3 Menu Sarapan Rendah Kalori, Bisa Bikin Sendiri
Jangan Remehkan! Studi Buktikan Pengaruh Sarapan pada Tingkat Kebahagiaan Anak. Studi membuktikan bahwa anak yang jarang sarapan memiliki tingkat kebahagiaan rendah.-atlascompany-freepik.com
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Nutrisi BMC menunjukkan bahwa semakin sering anak sarapan, semakin tinggi tingkat kebahagiaan mereka.
"Anak-anak yang sarapan setiap hari memiliki skor kepuasan hidup tertinggi. Sedangkan yang tidak pernah sarapan memiliki skor terendah," demikian pernyataan dari siaran pers tersebut.
Studi itu melibatkan anak-anak dan remaja berusia 10 hingga 17 tahun dari berbagai sekolah di seluruh dunia. Para peserta ditanya seberapa sering mereka sarapan lengkap yang lebih dari sekadar minum susu atau jus buah. Kepuasan hidup mereka kemudian diukur pada skala 0 hingga 10.
BACA JUGA:Tidak Sarapan Sebelum Ke Sekolah, Kasus Obesitas Pada Anak Terus Meningkat
Jangan Remehkan! Studi Buktikan Pengaruh Sarapan pada Tingkat Kebahagiaan Anak. Studi membuktikan kaitan antara frekuensi sarapan dan tingkat kebahagiaan anak.-freepik-freepik.com
"Penelitian kami menunjukkan hubungan yang konsisten antara frekuensi sarapan dan kepuasan hidup. Ada beberapa alasan untuk ini. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa anak atau remaja yang tidak sarapan cenderung mengalami suasana hati yang buruk, kecemasan, stres, dan depresi yang lebih tinggi.” Ujar Lee Smith, Profesor Kesehatan Masyarakat di Universitas Anglia Ruskin.
“Selain itu, sarapan memberikan energi dan nutrisi yang diperlukan untuk fungsi kognitif yang optimal, meningkatkan konsentrasi, memori, dan kemampuan belajar," tambahnya.
"Selain itu, sarapan harian memberikan campuran vitamin dan mineral yang penting. Tidak mengonsumsinya secara teratur bisa menurunkan kepuasan hidup seiring waktu. Rutinitas sarapan juga bisa memberikan struktur dan suasana positif untuk hari-hari anak," lanjutnya.
Namun, ada perbedaan dalam skor kepuasan hidup antarnegara. Faktor sosial ekonomi tampaknya mempengaruhi hasil. Anak-anak di Portugal yang sarapan setiap hari memiliki tingkat kepuasan hidup tertinggi. Sementara anak-anak di Rumania yang tidak pernah sarapan memiliki tingkat kepuasan hidup terendah.