Kata Gen-Z di Puncak Resepsi 1 Abad NU: Sarapan, Ngopi, hingga Tempat Istirahat Disediakan Warga Ndarjo
Ade Gumelar bersama teman-temannya menghadiri Acara Puncak Satu Abad NU sejak dini hari-Instagram/glr.png-
SIDOARJO, HARIAN DISWAY - Iring-iringan masa berbaju hitam putih memadati jalanan menuju acara Puncak Satu Abad NU. Diperkirakan sebanyak 1 juta jamaah dari seluruh penjuru Indonesia datang ke Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Jawa Timur, 7 Februari 2023.
Yang menggembirakan, banyak generasi muda Nahdliyin yang ikut acara itu. Para santri Generasi Z tak mau ketinggalan di momen bersejarah 1 abad NU tersebut.
Ade Gumelar misalnya. Remaja yang hadir di Gelora Delta Sidoarjo itu sebetulnya bukan pengurus resmi NU. Namun ia tergerak untuk mengikuti acara tersebut. "Kebetulan teman-teman saya kebanyakan dari golongan NU: Lulusan pondok. Jadi saya ikut mereka saja." Terang Ade, saat ditemui Harian Disway.
Pemuda umur 19 tahun ini datang sejak pukul 01.00 WIB dini hari, hingga 10.00 WIB pagi. Kekeluargaan yang dihadirkan oleh NU ini begitu hangat dan kuat.
BACA JUGA:Jumbareka Sulut Semangat, Ribuan Banser Meriahkan Seabad NU
BACA JUGA:Perjuangan Empat Lansia Muslimat Gedangan Menembus Lautan Manusia di Harlah 1 Abad NU
Ade juga sempat tidur di posko gubeng bersama teman-temannya. Ia merasakan betapa ramahnya warga Sidoarjo yang jadi tuan rumah. Makan minum gratis. Disediakan di berbagai sudut posko. Bisa ngopi sampai puas. Sampai kembung.
Sebanyak 12.000 Banser melakukan tari kolosal di Lapangan Gor Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023). -Julian Romadhon-Harian Disway
"Saat di posko itu para pendatang maupun warga lokal sangat ramah dan baik, saya sempat ditawari sarapan sama warga di sana pas ninggalin posko." Ungkap Ade.
"Belum tentu generasi kita bisa merasakan 2 abad-nya NU mendatang, " ucap Ade.
Hal itu memberikan kesan kepada generasi Z ini untuk menghadiri acara tersebut. Ade melihat bukan hanya orang NU saja yang berhak datang, siapapun dari generasi berapapun bisa memeriahkan. Sebab acara ini menanamkan nilai kebersamaan atas kemanusiaan dan menjaga sejarah.
BACA JUGA:Mengingat Wejangan KH Ali Maksum ke Rhoma Irama: Tetaplah Berkesenian!
"Menurut saya disini nilai sejarahnya yang kental. NU bukan menjadi simbol keagaman lagi, namun juga sebagai bentuk kesatuan dari masyarakat Indonesia yang berbudaya," paparnya.
Sebab dirinya melihat sendiri keterbukaan dari jamaah NU dengan para pendatang. "Disambut dengan baik, mereka enggak beda-bedain orang. Jadi kita merasa diterima, " ucap Ade. (Belva Mutiara Beby Magfira)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: