Seluruh Korban Tragedi Ponpes Al-Khoziny Teridentifikasi, Operasi DVI Resmi Ditutup
Operasi pencarian dan evakuasi korban ambruknya musala di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menewaskan 67 orang memasuki tahap akhir-Istimewa-
SIDOARJO — Proses panjang identifikasi korban tragedi runtuhnya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, SIDOARJO, akhirnya tuntas. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur mengumumkan seluruh 63 korban telah berhasil teridentifikasi dari total 67 kantong jenazah yang diterima.
Kabiddokkes Polda Jatim Kombes Pol. Dr. dr. Mohammad Khusnan Marzuki, M.M menyampaikan, hasil identifikasi terbaru melibatkan lima jenazah terakhir yang terverifikasi melalui uji DNA, medis, dan properti milik korban. Dengan begitu, seluruh korban kini telah diketahui identitasnya secara pasti.
“Tim DVI Polda Jatim telah berhasil melaksanakan identifikasi terhadap lima kantong jenazah, terdiri dari lima jenazah. Dengan tambahan ini, total 63 korban telah teridentifikasi,” ujar Khusnan, Rabu, 15 Oktober 2025, malam.
BACA JUGA:Dasco: Wacana Pembangunan Ulang Ponpes Al Khoziny Pakai APBN Belum Final
Ia menambahkan, malam ini seluruh jenazah akan diserahkan kepada keluarga masing-masing sesuai identitas yang telah terverifikasi. Penyerahan dilakukan secara bertahap di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim.
“Sudah selesai semua, karena malam ini seluruh jenazah akan kami serahkan ke keluarga masing-masing sesuai dengan identitas yang telah terverifikasi,” imbuhnya.
Lima Jenazah Terakhir yang Teridentifikasi:
- Sholihan, 17, warga Dusun Konyek Alas Raja, Blega, Bangkalan.
- Rafa Aldiyansyah, 14, warga Dusun Langgar, Banyoneng Laok, Geger, Bangkalan.
- Fairuz Shirojuddin, 16, warga Jalan Singajaya RT 001 RW 001 Singopadu, Tulangan, Sidoarjo.
- Moch. Defa Sharifuddin, 17, warga Dusun Kali Gede RT 001 RW 001 Ngadipiro, Wilangan, Nganjuk.
- Zaky, 12, warga Planggaran Timur, Lepelle, Robatal, Sampang.
Proses identifikasi dimulai sejak hari pertama pasca tragedi. Ratusan personel gabungan dikerahkan, termasuk tim forensik, dokter gigi, dan analis DNA. Dalam beberapa hari pertama, tim DVI bekerja 24 jam penuh tanpa henti agar hasil identifikasi bisa diperoleh secepat mungkin.
Pada pekan pertama, 37 korban berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan medis dan visual. Namun, memasuki pekan kedua, proses mulai melambat karena kondisi jenazah yang memburuk akibat faktor alami. Pemeriksaan DNA kemudian menjadi langkah utama untuk memastikan identitas korban.
Hingga 12 Oktober, sudah 53 korban dikenali. Dan pada 15 Oktober malam, kelima korban terakhir berhasil dicocokkan melalui uji DNA dan pemeriksaan gigi medis, menandai selesainya seluruh proses identifikasi.
“Dari data antemortem yang kami terima, terdapat 63 laporan orang hilang, dan seluruhnya kini sudah teridentifikasi. Dengan demikian, operasi DVI dinyatakan selesai,” tegas Khusnan.
BACA JUGA:Polda Jatim Periksa 17 Saksi Insiden Ponpes Al Khoziny, Terapkan 3 Pasal Ini!
BACA JUGA:Kasus Robohnya Ponpes Al-Khoziny Naik ke Tahap Penyidikan, Polda Jatim Fokus Cari Tersangka
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: