Dua Santri Asal Bangkalan Teridentifikasi, Total 53 Korban Al-Khoziny Berhasil Dikenali

Dua Santri Asal Bangkalan Teridentifikasi, Total 53 Korban Al-Khoziny Berhasil Dikenali

Ambulans yang mengevakuasi jenazah korban keruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny dalam proses evakuasi hari ini.-Boy Slamet-Harian Disway -

SURABAYA – Dua santri asal Bangkalan, Madura, menjadi korban terbaru yang berhasil diidentifikasi dalam tragedi runtuhnya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Dengan tambahan dua nama itu, total 53 korban dari 67 kantong jenazah kini telah teridentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur.

Kepastian identitas dua santri tersebut disampaikan langsung oleh Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Pol Mohammad Khusnan Marzuki, dalam keterangan resmi, Minggu malam, 12 Oktober 2025. Mereka adalah Ach. Haikal Fadil Al-Fatih, 12, warga Dusun Timur Leke, Desa Sendang Dajah, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan. Dan Syamsul Arifin, 18, warga Dusun Badang, KecamatanTelaga Galis, Kabupaten Bangkalan.

BACA JUGA:Kasus Robohnya Ponpes Al-Khoziny Naik ke Tahap Penyidikan, Polda Jatim Fokus Cari Tersangka

BACA JUGA:Pakar ITS : Tiga Bangunan di Ponpes Al-Khoziny Harus Dikosongkan

“Dua jenazah tersebut berhasil dikenali melalui pemeriksaan DNA dan medis gigi yang cocok dengan data antemortem keluarga,” ujar Kombes Khusnan.

Keduanya menambah daftar panjang korban yang telah dipastikan identitasnya setelah lebih dari dua pekan proses identifikasi berlangsung di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya. Tim DVI menegaskan bahwa proses ini tetap dilakukan dengan penuh kehati-hatian, karena sebagian besar kantong jenazah pada tahap akhir berisi body part atau bagian tubuh korban.

“Kesulitannya pada kondisi jenazah yang sudah berubah secara alami. Karena itu, kami sangat bergantung pada hasil uji DNA agar tidak ada kesalahan dalam menentukan identitas,” jelas Khusnan.

Tragedi runtuhnya musala Al-Khoziny terjadi pada Senin sore, 29 September 2025, saat para santri tengah melaksanakan salat Asar berjamaah. Bangunan empat lantai itu ambruk seketika, menewaskan 61 orang dan melukai puluhan lainnya. Peristiwa tersebut menjadi bencana non-alam dengan jumlah korban meninggal terbanyak di Jawa Timur sepanjang 2025.

Dari total 67 kantong jenazah yang diterima tim DVI, 53 sudah teridentifikasi, sedangkan 11 kantong lainnya masih dalam proses pencocokan DNA. Pemeriksaan lanjutan dilakukan secara bertahap karena sebagian besar hanya berupa potongan tubuh.

Hingga Minggu malam, keluarga korban dari berbagai daerah, termasuk Bangkalan, Sidoarjo, dan Surabaya, masih berdatangan ke RS Bhayangkara untuk memberikan data pendukung seperti sampel DNA dan rekam medis gigi. Harapannya, seluruh jenazah dapat segera dikenali agar keluarga bisa melakukan prosesi pemakaman dengan tenang.

BACA JUGA:Prabowo Instruksikan Evaluasi Menyeluruh Bangunan Pesantren Usai Tragedi Al-Khoziny

BACA JUGA:Bangunan Musala Pondok Pesantren Al-Khoziny Ambruk: Human Error atau Takdir?


Petugas melakukan pemotongan besi beton di bekas reruntuhan Musala Ponpes Al-Khoziny Buduran Sidoarjo dalam proses evakuasi -BNPB-

Polda Jawa Timur bersama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memastikan proses identifikasi dilakukan dengan penuh transparansi dan akurasi. Tim forensik bekerja 24 jam dibantu laboratorium DNA Mabes Polri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: