Cherry Leong, Menafsir Mimpi dengan Pendekatan Ilmiah

Senin 05-08-2024,16:00 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Sejak zaman kuno, manusia telah bertanya-tanya tentang makna mimpi mereka. Di Tiongkok, sistem untuk memahami pertanda dan ramalan telah ada sejak tahun 2000 SM. Tetapi Cherry Leong (Monita) memiliki penafsiran berbeda. Dia memasukkan teori Barat untuk melakukan interpretasi.

Buku The Interpretation of Dreams in Chinese Culture karya Juwen Zhang, seorang profesor di Willamette University di Oregon, AS, dan ahli dalam folklor Tiongkok, mengungkapkan bahwa tradisi menafsir mimpi sangat terkait dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Tiongkok kuno.

Salah satu buku tentang mimpi yang paling populer dan tertua di Tiongkok adalah The Duke of Zhou’s Interpretation of Dreams.

BACA JUGA:Kiprah Zhang Shuangmin Hidupkan Kembali Seni Lukis Tradisional Tangliucai di Tiongkok


Cherry Leong, Menafsir Mimpi dengan Pendekatan Ilmiah. Sistem Duke yang digunakan sebagai metode menafsir mimpi dinilai tak relevan bagi Monita.-shutterstock-South China Morning Post

Duke of Zhou, seorang anggota keluarga kerajaan pada awal Dinasti Zhou, yang juga dikenal sebagai "Dewa Mimpi", menulis buku yang berisi bab-bab pendek tentang mimpi umum dan simbol-simbolnya. 

Konsep Yin Yang yang merupakan bagian dari filosofi Taoisme tentang energi yang saling melengkapi, menjadi dasar dalam filosofi Duke of Zhou tersebut.

Selain itu, qi, kekuatan hidup yang diyakini mengalir melalui makhluk hidup, juga menjadi aspek penting yang menentukan apakah seseorang mengalami mimpi baik atau buruk.

BACA JUGA:Harmoni Unik Morin Khuur, Alat Musik Warisan Budaya Mongolia Dalam

Di Tiongkok kuno, interpretasi mimpi itu sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Tabib masa lalu kerap menggunakan interpretasi mimpi untuk menentukan pengobatan yang tepat. 

Pejabat masa lalu mengandalkan tafsir mimpi untuk meramalkan hasil panen dan cuaca. Sedangkan masyarakat umum mencari pencerahan dari leluhur yang mengunjungi mereka melalui mimpi. 

Hingga kini, analisis mimpi Duke of Zhou masih dapat ditemukan di berbagai situs web. Bahkan kalender lunar Tiongkok menginformasikan analisis mimpinya untuk setiap hari dalam setahun.

BACA JUGA:Warga Padelegan Madura Gelar Petik Laut, Larung Sesaji di Laut Lepas

Namun, Cherry Leong, yang dikenal dengan nama profesionalnya, Monita, menyebut bahwa interpretasi tradisional tidak selalu cocok dengan setiap individu. Dia merupakan seorang spesialis interpretasi mimpi yang berbasis di Hong Kong. 

Bahkan dia menyatakan bahwa sistem Duke of Zhou kini dianggap usang. "Sistem Duke tidak menyesuaikan makna mimpi dengan psikologi individu. Sehingga menjadi terlalu hitam-putih. Terlalu bias," kata Monita. 

"Seperti makna gaun pengantin. Dalam budaya Tiongkok, orang menganggap gaun pengantin sebagai simbol kebahagiaan. Tapi bagi sebagian orang, malah bisa menimbulkan kesedihan. Bergantung pada kondisi orang itu," tambahnya.

Kategori :