HARIAN DISWAY - Pengadilan Iran menegaskan pada Selasa, 6 Agustus 2024 bahwa pihaknya belum melakukan penangkapan apapun terkait kematian Pemimpin Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh.
Penjelasan tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara Kehakiman Ashgar Jahangir yang sekaligus digunakan untuk menepis isu yang beredar bahwa Iran telah melakukan sejumlah penangkapan terkait kasus tersebut.
"Penyelidikan yang diperlukan telah dimulai dan hasilnya akan diumumkan segera setelah penyelidikan selesai," ujar Jahangir. Ia juga mengatakan bahwa para aparat militer Iran tak luput dari penyelidikan.
"Sampai hari ini, tidak ada penangkapan yang dilakukan sehubungan dengan kasus ini," tegas Jahangir.
BACA JUGA:Pasca Pembunuhan Ismail Haniyeh, Iran dan Sekutu Regional Bersiap Serang Israel
Sebelumnya, pada Sabtu 3 Agustus 2024 media Barat The New York Times sempat memberitakan bahwa Iran telah menangkap puluhan orang untuk mencari tersangka pembunuhan Ismail Haniyeh.
Dalam kejadian tersebut, Iran dikabarkan menangkap perwira intelijen senior, pejabat militer, hingga pekerja staf di salah satu wisma militer di Teheran.
Iran juga dinilai telah gagal menjaga keamanan mereka sehingga petinggi pejuang Palestina tersebut diserang hingga wafat di wilayah mereka.
Adapun Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh ditemukan tewas bersama dengan satu pengawal di kediamannya di Teheran, Iran usai menghadiri upacara pelantikan Presiden Baru Iran, Masoud Pezeshkian.
BACA JUGA: Kemlu Minta WNI Tak Berkunjung ke Israel, Iran, dan Lebanon
Beberapa saat setelahnya kejadian tersebut dikonfirmasi oleh Hamas dan Garda Revolusi Iran (IRGC). Hamas dan pemerintah Iran sama-sama menilai bahwa dalang di balik kasus tersebut adalah Israel.
Akan tetapi, hingga kini Negara Yahudi tersebut tetap belum memberikan pernyataan apapun.
Iran yang geram dengan Israel bersumpah akan membalas tindakan Israel, termasuk atas kematian komandan senior Hizbullah di Beirut pada Selasa, 30 Juli 2024.
Alhasil, per hari ini ketegangan di Timur Tengah meningkat. Sejumlah negara, termasuk Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri meminta agar masyarakat tidak berkunjung ke Lebanon, Iran, serta Israel dalam waktu dekat.(*)
Artikel ini ditulis oleh Vrisca Sheilla, mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, peserta Magang Regular di Harian Disway.