Ditanya, dimasak apa? Dijawab, ”Masaknya dikukus pakai penanak nasi. Dikasih kecap. Satu ekor kucing bisa habis saya makan dengan nasi tiga hari. Soal rasa dagingnya, ya enak. Kucingnya banyak keliaran, tinggal nangkap.”
Dari secuil wawancara dengan wartawan itu, psikologis Nuryanto tampak normal. Bukan orang gila. Juga, bukan setengah gila. Namun, simaklah dialog Nuryanto dengan mahasiswa penghuni kamar kos, yang memergoki Nuryanto mengukus kucing di magic jar, penanak nasi. Video dialog itu sudah diunggah di medsos, dan viral, sehingga ia ditangkap polisi. Begini:
Suatu saat Nuryanto makan siang. Lauknya daging, kelihatan seperti kepala kucing. Itu dipergoki seorang mahasiswa yang indekos di situ. Mahasiswa bertanya:
BACA JUGA: Gemas Putranya Suka Kucing, Khloe Kardashian Unggah Video di Instagram
BACA JUGA: Bintang The Marvels Brie Larson Alergi Kucing, Ini Cara Kru Mengakalinya
”Pak, ini kucing saya, ya?”
Nuryanto kaget. Berhenti menggigit daging kucing. Ia mengangguk.
”Emang enak Bapak makan kucing?”
”Iya. Saya diabetes, butuh makan daging.”
”Berarti, semua kucing yang selama ini hilang, dimakan Bapak?”
”Iya.”
”Mengapa tidak makan daging ayam?”
”Daging ayam kan mahal. Saya tahu, hati nurani kamu terganggu. Tapi, saya terpaksa.”
”Memang Bapak tahu dari mana kalau kucing itu obat diabetes?”
”Dari teman. Katanya, saya harus makan hewani. Daging ayam atau sapi, kan mahal. Terbukti sudah sepuluh tahun ini saya diabetes. Sudah ke dokter diberi obat, tetap tidak sembuh. Makan ini (kucing) agak mendingan.”
Dilanjut: ”Saya harus hidup. Jadi, saya itu kayak Imam Mahdi. Dalam Islam, Imam Mahdi, ada dalam pemikiran saya, Imam Mahdi-nya itu, ya saya.”