Semelarat-melaratnya orang dan semahal-mahalnya daging sapi, jangan makan daging kucing. Nuryanto, 63, di Semarang ditangkap polisi, jadi tersangka, gegara makan kucing kukus. Di konferensi pers, ia ditanya wartawan, mengapa makan kucing? ”Kalau daging sapi, kan mahal,” jawabnya.
SEMELARAT apa Nuryanto? Sebagai gambaran, ia tinggal di kawasan Sekaran, Gunungpati, Semarang. Tepatnya di gang sempit, di arah belakang Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Di sana ia tinggal sendiri. Rumahnya dipetak-petak jadi lima kamar kos. Kamar-kamar itu dihuni para mahasiswa Unnes, indekos di situ. Tarifnya Rp 500 ribu per tiga bulan, atau Rp 167 ribu per kamar per bulan. Selalu terisi penuh. Sebab, itulah tarif indekos termurah di kawasan sekitar kampus Unnes.
BACA JUGA: Kucing dengan Virus FIV: Mitos dan Fakta di Balik Stigma
BACA JUGA: Hari Khusus untuk Kucing Kunjungi Museum
Penghasilan Nuryanto cuma dari indekos itu. Per bulan Rp 835 ribu. Kalau dibagi per hari, penghasilannya Rp 27 ribu. Jika untuk makan sehari tiga kali, nilai sekali makan Rp 9 ribu. Tanpa beli apa-apa. Tanpa pergi-pergi yang butuh uang transpor. Tanpa pulsa HP. Tanpa beli kebutuhan apa pun lagi.
Bandingkan dengan upah kuli bangunan di Semarang yang per hari Rp 90 ribu plus makan siang. Kalau tanpa makan siang, upahnya Rp 100 ribu. Berarti, penghasilan Nuryanto jauh lebih kecil daripada kuli bangunan. Ia tidak mungkin jadi kuli bangunan. Sebab, usianya terlalu tua untuk itu.
Mengapa tarif kos itu murah? Menurut Nuryanto, daerah sekitar rumahnya itu selalu banjir jika hujan deras. Kalau tarifnya disejajarkan dengan yang lain (bisa tiga kali lipatnya), tempat kos itu tak laku. Nuryanto malah berat.
BACA JUGA: Sinopsis The Garfield Movie, Petualangan Seru Garfield dengan Sang Ayah si Kucing Jalanan
Nuryanto: ”Saya tidak pernah pegang duit. Hasil kos itu hampir tidak cukup untuk makan sehari-hari.”
Selain melarat, ia pengidap diabetes. Ketika ditangkap polisi, kandungan glukosa dalam darahnya dicek dokter polisi: 185 mg/dL. Masuk golongan diabetes melitus (DM) tipe 2. Kadar glukosa Nuryanto dicek. Sebab, ia juga mengaku ke polisi dapat info bahwa mengonsumsi daging kucing menurunkan diabetes. Maka, ia lakukan.
Ditanya wartawan, proses memasak kucing bagaimana? Dijawab, ”Kucing keliaran saya kepruk pakai gagang pisau (sebuah celurit sudah disita polisi). Setelah mati, bulunya saya bakar. Terus dimasak.”
BACA JUGA: Prabowo dan Gibran Diskusi di Kertanegara Ditemani Kucing
BACA JUGA: Prabowo Terima Kunjungan Dubes Tiongkok Ditemani Kucing