AKHIR-AKHIR ini kita sering membaca ucapan yang ditujukan kepada seseorang seperti ”Wah, menyala, Pak, luar biasa”; ”Menyala, Bung, mantap”; dan ”Selalu menyala di setiap event”.
Kata ”menyala” secara harfiah berarti memancarkan cahaya atau api. Dalam kajian linguistik, metafora kata ”menyala” secara leksikal berarti sesuatu yang mengeluarkan cahaya atau api, terang, dan terkadang disamakan dengan mencolok karena menjadi fokus utama dari penglihatan.
Secara denotatif, ”menyala” berarti mengeluarkan cahaya atau api. Sementara itu, makna konotatif kata tersebut menggambarkan sesuatu yang positif, mencolok, dan menginspirasi. Perubahan dari makna denotatif ke makna konotatif menunjukkan bagaimana bahasa berkembang dan adaptif terhadap konteks penggunaan.
BACA JUGA: Menyala Enhaku! ENHYPEN Rilis Film Pendek Untold Concept Cinema, Jungwon dkk Jadi Vampir
BACA JUGA: Park Sung Hoon Menyala di Queen of Tears, Inilah Perjalanan Karier si Tumbal Proyek
Namun, dalam konteks di era digital saat ini, maknanya telah berkembang menjadi metafora yang kuat untuk menggambarkan sesuatu yang menonjol, luar biasa, serta patut diapresiasi dan dipuji.
Ketika seseorang membagikan pencapaian, misalnya, kelulusan, promosi, atau hasil karya yang mengesankan di platform seperti Facebook, Instagram, atau Twitter, komentar seperti ”Kamu benar-benar menyala!” atau ”Unggahan ini menyala banget!” sering kali muncul sebagai bentuk apresiasi.
Penggunaan kata ”menyala” itu tidak hanya menunjukkan keberhasilan dan pencapaian, tetapi juga mencerminkan bagaimana masyarakat digital modern menggunakan bahasa sebagai alat untuk memotivasi dan memberikan pujian.
BACA JUGA: Menyala Abangku! Calum Scott Hibur Fans di Pembukaan Konser Ed Sheeran
BACA JUGA: Spektakuler! Obor Olimpiade Menyala di Balon Udara, Dibawa Zidane hingga Rafael Nadal
Transformasi itu menunjukkan betapa fleksibelnya bahasa dalam menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan teknologi. Di media sosial, konten yang ”menyala” adalah konten yang berhasil menarik perhatian dan mendapatkan banyak like, share, dan komentar positif. Istilah itu diperkuat oleh penggunaan emoji api yang menambahkan elemen visual untuk mempertegas pesan pujian dan semangat.
Dalam era digital yang serbacepat dan penuh dengan inovasi ini, penggunaan bahasa mengalami evolusi yang menarik. Dalam konteks keberhasilan, kata ”menyala” itu digunakan secara metaforis untuk menggambarkan sesuatu yang bersinar atau menonjol.
Seperti api atau cahaya yang terang, keberhasilan seseorang dianggap sebagai sesuatu yang terlihat terang, jelas, dan menginspirasi. Hal tersebut terkait erat dengan perspektif asosiasi visual dan emosional.
Kata ”menyala” digunakan untuk mengekspresikan kekaguman atau pengakuan atas pencapaian seseorang. Menyebut keberhasilan sebagai sesuatu yang ”menyala” akan memberikan konotasi positif dan antusiasme terhadap pencapaian tersebut. Ini adalah bagian dari strategi komunikasi untuk memperkuat hubungan sosial dan memberikan dukungan emosional berupa pujian kepada seseorang.
Penggunaan kata ”menyala” mencerminkan dinamika interaksi sosial di platform digital. Bahasa menjadi alat untuk menunjukkan identitas dan afiliasi sosial serta memberikan pengakuan terhadap prestasi orang lain. Di dunia yang makin terhubung, dukungan dan motivasi dari komunitas daring menjadi makin penting.