Saat lagu Raja Taki menggema, seluruh penonton di Bukit Borovets terpikat. Tepuk tangan terus bergema. "Ya, tepuk tangan terus berlanjut hingga kami berjalan ke restoran dan duduk di meja makan. Bahkan salah seorang personil kami sampai menangis terharu," ungkap Aloel.
Keubitbit dikenal dengan karya-karya yang sarat dengan unsur sosial, budaya, dan isu-isu dari berbagai aspek. Keunikan mereka terletak pada ritme khas perkusi Rapa’i dan gendrang yang dikombinasikan dengan melodi bernuansa Timur Tengah serta teknik bernyanyi cepat.
BACA JUGA:Centil! Vina Panduwinata Tampilkan Lagu-Lagu Abadi di Jazz Gunung Bromo 2024
Itulah yang menjadikan musik Keubitbit memiliki karakter yang kuat.
Kini, setelah kembali ke Jakarta, Keubitbit berencana untuk kembali ke studio rekaman dan mempersiapkan konser tunggal di Jakarta dalam waktu dekat. Sesuai dengan makna nama mereka, Keubitbit terus berkreasi dengan musik mereka dengan penuh kesungguhan. (Guruh Dimas Nugraha)