HARIAN DISWAY - Aksi mogok kerja dokter di sejumlah wilayah India masih terus berlanjut. Aksi ini dalam rangka protes untuk mencari keadilan untuk mendiang Dokter Moumita Debnath.
Moumita, 31 tahun adalah seorang dokter magang atau residen di salah satu rumah sakit pemerintah di Kolkata, India. Moumita tewas setelah diperkosa secara bergilir saat ia beristirahat selepas berkerja shift selama 36 jam di ruang seminar pada 9 Agustus lalu.
Sejak Sabtu, 17 Agustus 2024 kemarin, lebih dari satu juta dokter telah melancarkan aksi mogok kerja. Mereka menolak melayani pasien kecuali untuk kasus darurat yang mengancam nyawa.
Para tenaga kesehatan di negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia itu melakukan aksi mogok kerja selama 24 jam sebagai bentuk protes. Mereka menganggap bahwa aparat penegak hukum tidak serius dalam mengusut kasus tersebut.
BACA JUGA: India Salip Tiongkok Jadi Negara Berpenduduk Terbanyak di Dunia
Rumah sakit dan klinik di seluruh India juga sempat menolak pasien kecuali untuk kasus-kasus darurat pada hari yang sama. Pemogokan ini menghentikan akses ke prosedur elektif dan konsultasi rawat jalan, menurut Asosiasi Medis India (IMA).
Asosiasi Medis India, yang aksi mogok kerja 24 jamnya berakhir pada pukul 6 pagi (00:30 GMT) hari Minggu (18 Agustus), mengatakan kepada Perdana Menteri Narendra Modi bahwa karena 60 persen dari dokter di India adalah wanita, mereka perlu melakukan intervensi untuk memastikan para staf rumah sakit dilindungi oleh protokol keamanan yang serupa dengan yang ada di bandara.
Meskipun demikian, beberapa dokter junior lainnya masih tak mau masuk kerja karena menuntut keadilan rekan mereka. Aksi protes di jalanan juga terus berlanjut.
BACA JUGA: Terjerat Kasus Pemerkosaan, Danny Masterson Divonis 30 Tahun Penjara
Kejahatan atas Moumita Debnath ini telah memicu protes nasional di antara para pekerja medis dan luapan kemarahan publik atas kekerasan terhadap wanita yang mengingatkan mereka pada kasus serupa terhadap seorang siswa berusia 23 tahun di sebuah bus di New Delhi pada tahun 2012.
Para aktivis wanita mengatakan bahwa insiden di RG Kar Medical College ini telah menyoroti bagaimana para wanita di India terus menderita meskipun ada undang-undang yang lebih ketat sejak saat itu.
Mengutip dari Al Jazeera, ribuan orang berbaris di jalan-jalan di Kolkata pada hari Minggu malam sambil meneriakkan “kami ingin keadilan” sebagai bentuk solidaritas terhadap para dokter. Biro Investigasi Pusat India sejauh ini telah menahan satu tersangka dalam kasus ini.
BACA JUGA: Kasus Pemerkosaan yang Diseriusi Pejabat Tinggi
Forum Aksi Bersama Warga dan Dokter Muda India mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka akan melanjutkan “gencatan senjata secara nasional” dengan tenggat waktu 72 jam bagi pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan melakukan penangkapan.