Blinken Ungkap Netanyahu Terima Proposal AS untuk Gencatan Senjata Gaza

Selasa 20-08-2024,11:53 WIB
Reporter : Tri Septi Hari Nikita*
Editor : Salman Muhiddin

Ada ketidaksepakatan mengenai keberadaan militer Israel yang berkelanjutan di Gaza, khususnya di sepanjang perbatasan dengan Mesir, kebebasan bergerak warga Palestina di wilayah tersebut, serta identitas dan jumlah tahanan yang akan dibebaskan dalam pertukaran tahanan.

Pembicaraan sebelumnya diadakan di Qatar minggu lalu terhenti, tetapi diharapkan dapat dilanjutkan minggu ini untuk menjembatani kesenjangan antara Israel dan Hamas berdasarkan proposal AS.

Sumber dari Mesir mengatakan pembicaraan gencatan senjata lebih lanjut di Kairo minggu ini bergantung pada kesepakatan mengenai mekanisme keamanan untuk Koridor Philadelphia antara Mesir dan Gaza. Amerika Serikat juga telah mengusulkan kehadiran internasional di wilayah tersebut, dengan batas maksimal enam bulan, menurut sumber tersebut.

Di Israel, keluarga sandera yang telah melakukan protes mendesak kesepakatan kembali berbicara pada hari Senin. "Jangan korbankan putri saya dan puluhan sandera yang tak berdaya," kata Ayelet Levy-Shachar di Kan Radio. Putrinya, Naama, 20 tahun, ditangkap di pangkalan militer.

Beberapa pengunjuk rasa di Tel Aviv membawa bendera AS dan spanduk bertuliskan "Segera selesaikan penyanderaan," "Tuan Joe Biden, bantu kami selamatkan mereka," dan "Mereka tidak punya waktu."

Sementara itu, di Gaza, warga Palestina meragukan apakah kunjungan Blinken akan menghasilkan gencatan senjata.

Hanan Abu Hamid, yang mengungsi dari rumahnya di Rafah, mengatakan bahwa mereka berbohong hanya untuk menghancurkan warga. "Membunuh kami dan anak-anak kami, membuat kami kelaparan, dan membuat kami kehilangan tempat tinggal. Kunjungan Blinken tidak berguna, dan hanya akan merugikan rakyat Palestina," keluhnya.

BACA JUGA:Dari Moskow ke Ankara: Presiden Palestina Akan Berpidato di Turki Usai Bertemu Putin

BACA JUGA:IDF Tangkap Beberapa Anggotanya Yang Diduga Melecehkan Tahanan Palestina, Aparat Sayap Kanan Tuntut Pembebasan

Blinken dijadwalkan akan mengunjungi Mesir dan Qatar dalam beberapa hari mendatang.

Perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas menyerbu Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang, dan menculik sekitar 250 sandera, menurut penghitungan Israel.

Sejak saat itu, militer Israel telah meratakan sebagian besar wilayah Palestina, mengusir hampir seluruh dari 2,3 juta penduduknya dari rumah mereka, menyebabkan kelaparan dan penyakit mematikan, serta menewaskan sedikitnya 40.000 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Konflik ini telah mengguncang seluruh wilayah Timur Tengah, memicu bentrokan perbatasan selama berbulan-bulan antara Israel dan gerakan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran, serta mengancam eskalasi yang lebih luas yang melibatkan negara-negara besar. (*)

Kategori :