Tanggapi Desakan Liga Arab, Hamas Tolak Perlucutan Senjata Tanpa Negara Palestina Berdaulat

Ratusan warga Palestina meneriakkan slogan-slogan anti-Hamas dalam sebuah unjuk rasa di Gaza utara pada 25 Maret, menyerukan diakhirinya perang dengan Israel.--AFP
HARIAN DISWAY - Hamas menyatakan bahwa mereka tidak menyetujui perlucutan senjata kecuali negara Palestina berdaulat didirikan.
Hamas menyampaikan penolakannya sebagai respons terhadap pernyataan utusan Amerika Serikat untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, yang mengklaim kepada keluarga sandera bahwa Hamas bersedia meletakkan senjata.
Beberapa hari yang lalu, sebanyak 22 negara dari Liga Arab menyerukan Hamas untuk melucuti senjata serta menyerahkan kekuasaan mereka di wilayah Jalur Gaza sebagai upaya penyelesaian konflik.
Desakan tersebut juga disampaikan oleh negara-negara Barat setelah Prancis menyatakan akan mengakui kedaulatan Palestina di Sidang Umum PBB pada September mendatang.
Orang-orang berkumpul di dekat reruntuhan bangunan yang hancur untuk menghadiri acara buka puasa bersama di tengah gencatan senjata yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas meski terdapat ancaman dari AS.--Omar AL-QATTAA / AFP
Negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas terkait pembebasan sandera dan gencatan senjata 60 hari terhenti sejak pekan lalu.
Mediator negosiasi, Qatar dan Mesir juga mendukung deklarasi New York yang mendorong solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina.
Dalam deklarasi yang ditandatangani 18 negara tersebut, Hamas diminta agar menyerahkan senjatanya kepada Otoritas Palestina.
BACA JUGA:Israel Serang Rumah Sakit Eropa di Gaza, Klaim Jadi Markas Hamas
Akan tetapi, Hamas menolak usulan tersebut. “Kami tidak akan melepaskan hak untuk melakukan perlawanan bersenjata kecuali negara Palestina yang berdaulat didirikan,” tegas pihak Hamas
Di sisi lain, Israel menganggap perlucutan senjata Hamas merupakan salah satu syarat utama untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
BACA JUGA:Netanyahu Siap Gencatan Senjata Permanen dengan Syarat Utama Hamas Tidak Lagi Gunakan Senjata
Pada Jumat, 1 Agustus 2025 lalu Letnan Jenderal Militer Israel (IDF) Eyal Zamir menyatakan bahwa konflik bersenjata di Gaza tidak akan selesai apabila negosiasi pembebasan para sandera Hamas berakhir dengan kebuntuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: bbc