Tuja menjelaskan, keluarganya adalah peternak kambing. Karni sehari-hari bertugas mencari rumput untuk pakan kambing. Lokasi pencarian rumput di pinggiran hutan Wlahar. Di situ area rerumputan liar yang luas. Lokasinya tak jauh dari rumahnyi.
Tuja: ”Adik saya (Karni) setiap hari rajin mencari rumput. Dia selalu berangkat pagi sekali. Pulangnya sebelum zuhur. Terus memberi makan kambing dengan rumput itu. Bertahun-tahun dia lakukan begitu.”
Senin, 19 Agustus 2024, Karni berangkat dari rumah sekitar pukul 06.00 WIB menuju area rumput. Sampai setelah zuhur, Karni belum pulang. Tuja merasa hal itu tidak biasa. Karni biasanya tepat waktu, baik saat berangkat maupun pulang.
BACA JUGA: Mutilasi Bekasi Cocok dengan Teori Fadil
BACA JUGA: Kisah James dan Made yang Dimutilasi
Tuja: ”Sampai bakda asar dia belum pulang juga. Saya makin khawatir. Ini benar-benar tidak biasanya dia begini.”
Maka, Tuja berangkat menuju area rerumputan itu. Tiba di sana ia berteriak-teriak memanggil adiknya. Tidak ketemu. Ia lalu balik, kemudian minta bantuan warga mencari Karni. Segera, belasan orang sukarela ikut Tuja mencari Karni, termasuk Sekdes Wlahar Sudiyanto.
Mereka mengitari di sekeliling pinggiran hutan. Bagi mereka, hutan tersebut adalah area yang mereka akrabi. Tempat tinggal mereka tak jauh dari sana.
Setelah hari gelap, sekitar pukul 18.30 WIB, mereka menemukan tubuh Karni. Di pinggiran hutan itu juga. Kondisinya seperti tersebut di atas. Lalu, mereka menelepon polisi. Tim polisi tiba, langsung melakukan olah TKP. Juga, mengangkut jenazah menuju RSUD Brebes untuk autopsi. Jasad Karni tiba di RSUD Brebes sekitar pukul 01.30 WIB, Selasa, 20 Agustus 2024.
BACA JUGA: Pembunuh-Mutilasi di Malang Dihantui Korban
BACA JUGA: Diduga, Mutilasi di Malang Itu Direncanakan
Kapolsek Larangan segera minta bantuan Polda Jateng untuk bantuan ahli forensik. Sepanjang Selasa, 20 Agustus 2024, tim polisi dibantu puluhan warga menyisir hutan Wlahar, mencari potongan tubuh Karni. Tidak ketemu.
Jelang sore, unit K-9 anjing pelacak dari Polres Tegal Kota diturunkan untuk mengendus pinggiran hutan. Sampai radius ratusan meter dari titik penemuan jenazah, potongan tubuh itu belum juga ditemukan.
Sangat aneh. Dengan potongan tubuh seperti itu, sangat mungkin itu pembunuhan dengan mutilasi. Teknis pemotongan juga tidak terlalu berat. Tidak mengenai tulang keras, kecuali tulang belakang yang berbuku-buku dan relatif empuk untuk ukuran tulang.
BACA JUGA: Motif Mutilasi Istri di Malang
BACA JUGA: Mutilasi di Trosobo, Sidoarjo, Jatim, dalam Kacamata Rational Choice Theory