BACA JUGA:Profil JD Vance, Cawapres Donald Trump yang Pernah Sebut Trump Hitler-nya Amerika
Pidato Walz disampaikan setelah mantan Presiden Bill Clinton, yang kembali ke panggung Konvensi Nasional Demokrat.
"Menurut saya, kita punya pilihan yang cukup jelas. Kamala Harris, untuk rakyat. Dan orang lain yang telah membuktikan, bahkan lebih dari sebelumnya, bahwa dia peduli pada dirinya sendiri," kata Clinton menyindir Trump.
Clinton menyampaikan beberapa pernyataan yang mudah diingat dan lugas. "Apa yang dilakukan lawan bicaranya dengan suaranya? Ia kebanyakan berbicara tentang dirinya sendiri. Jadi, lain kali Anda mendengarnya, jangan hitung kebohongannya, hitunglah huruf I-nya,” tanya dia.
BACA JUGA:Fakta-fakta Sosok Kamala Harris, Pesaing Donald Trump di Pilpres AS
Oprah Winfrey, yang lama memandu acara bincang-bincang di Chicago, mengkritik calon wakil presiden dari Partai Republik.
Sebelumya, JD Vance, berkomentar tentang "wanita kucing yang tidak punya anak," dengan menyatakan bahwa meskipun wanita tersebut tidak punya anak, tetangganya tetap akan membantu dalam keadaan darurat.
"Kita sudah melewati cuitan-cuitan konyol, kebohongan, dan kebodohan," katanya tentang Trump, sebelum merujuk pada komentar terbarunya kepada para pendukungnya tentang hanya perlu memilih satu kali lagi untuknya dan tidak akan pernah lagi.
“Anda melihat seorang independen terdaftar yang bangga untuk memilih lagi dan lagi, karena itulah yang dilakukan orang Amerika. Memilih adalah hal terbaik di Amerika” katanya.
BACA JUGA:James David Vance, Pengkritik Trump Jadi Cawapres, Bisa Jadi Bumerang Politik
Tema utama malam itu adalah "perjuangan untuk kebebasan kita.”
Hal ini difokuskan pada isu-isu seperti akses terhadap aborsi dan hak-hak lainnya yang ingin dipertahankan oleh Demokrat dalam menghadapi Trump.
Anggota DPR Florida, Debbie Wasserman Schultz, menceritakan kisah seorang wanita yang, setelah pembatasan aborsi diterapkan. Dia terpaksa melahirkan bayi dengan penyakit fatal yang meninggal hanya beberapa jam setelah lahir. Pernyataan tersebut dikutip dari AFP
Anggota DPR Bennie Thompson dari Mississippi berbicara tentang serangan di Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021. “Mereka ingin menghentikan pengalihan kekuasaan secara damai untuk pertama kalinya dalam sejarah Amerika.”
“Syukurlah mereka gagal,” kata Thompson.
BACA JUGA:Donald Trump Posting Gambar Deepfake AI Berisi Dukungan Taylor Swift