James David Vance, Pengkritik Trump Jadi Cawapres, Bisa Jadi Bumerang Politik

James David Vance, Pengkritik Trump Jadi Cawapres, Bisa Jadi Bumerang Politik

LAMBAIAN TANGAN J.D. Vance, senator dari Ohio, yang digandeng Trump sebagai calon wakil presiden dalam Pilpres AS, November 2024.-Brendan Smialowski-AFP-

J.D. Vance, seorang figur yang pernah dikenal sebagai pengkritik keras Donald Trump pada 2020, tiba-tiba menjadi sorotan publik yang luas. Terpilihnya Vance sebagai wakil presiden mendampingi Trump dalam pemilihan November mendatang telah mengundang beragam reaksi.

JAMES David Vance memang muncul lewat kontroversi. Terutama dari bukunya, Hillbilly Elegy. Ia juga dikenal sebagai orang yang sangat kritis terhadap aksi politik dan kebijakan Trump.

Tetapi, semuanya bergeser pada 2022. Saat Vance masuk kongres atas bantuan Trump.

Pernyataan dan pandangannya mulai bergeser. Banyak orang yang kaget. Vance yang sangat anti-Trump tiba-tiba menjadi pro-Trump. Garis keras pula.

Bagi sebagian kalangan, Vance bisa jadi contoh idel tentang bagaimana pandangan politik seseorang bisa berubah seiring berjalannya waktu dan pengalaman hidup.

BACA JUGA : Profil JD Vance, Cawapres Donald Trump yang Pernah Sebut Trump Hitler-nya Amerika

Perubahan sikap Vance terhadap Trump tidak terjadi secara tiba-tiba. Seiring berjalannya waktu, pandangan politiknya mulai melunak dan bahkan berubah arah secara signifikan. 

Kini, Vance justru menawarkan pandangan baru yang optimistis pada masa depan Amerika Serikat di bawah Trump.

Vance pernah bilang dalam sebuah wawancara eksklusif, "Pengalaman saya telah mengubah cara pandang saya terhadap banyak hal. Saya percaya bahwa kebijakan-kebijakan yang diperjuangkan oleh presiden Trump memiliki potensi besar untuk memperbaiki kondisi negara kita, terutama dalam hal ekonomi dan keamanan nasional."


SERUAN DONALD TRUMP yang didampingi J.D. Vance (kanan) dalam Konvensi Nasional partai Republik.-Patrick T. Fallon-AFP-

Reaksi pada penunjukan Vance sebagai wakil presiden Trump sangatlah bervariasi. Para pendukung Trump menyambut baik keputusan itu. Mereka melihat hal itu sebagai langkah strategis untuk menguatkan elektabilitas.

Para kritikus menganggapnya sebagai pengkhianatan terhadap nilai-nilai yang pernah dipegang Vance. Dan itu adalah indikasi ketidakstabilan politik yang semakin memanas di Amerika Serikat.

Salah seorang analis politik terkemuka, Dr Emily Davis dari Universitas Georgetown, mengamati bahwa, "Kehadiran JD Vance dalam tiket Trump menimbulkan pertanyaan besar tentang arah politik partai Republik ke depan. Apakah ini adalah langkah menuju rekonsiliasi ataukah sekadar strategi elektoral semata?"

Itulah yang dibahas publik. Apakah Vance bisa membuat Trump menang atau justru menjadi bumerang politik.

BACA JUGA:Insiden Penembakan Donald Trump dan Kisah Selamatnya 3 Presiden AS

Dalam beberapa pemilihan sebelumnya, pengalaman Vance sebagai seorang yang pernah mengkritik Trump secara terbuka dapat menjadi senjata untuk menyerang kestabilan dan konsistensi politik lawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: