Dalam sebuah postingan di X, Perdana Menteri Narendra Modi juga menyampaikan belasungkawa kepada para kerabat korban tewas. Ia juga mengumumkan adanya kompensasi kepada keluarga korban sebesar USD 2.380 atau Rp 37 juta.
Pihak berwenang mengatakan bahwa mereka sedang memindai rekaman televisi sirkuit tertutup dan sedang dalam proses menanyai para korban luka untuk memutuskan apakah ada human error yang menyebabkan ledakan tersebut.
“Para pekerja yang meninggal atau terluka melakukan pekerjaan yang paling penting dan berbahaya,” kata L Srinivas Rao, seorang politisi lokal, kepada The Indian Express.
Seorang petugas dari kantor polisi Atchutapuram di Anakapalli mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa mereka yang terluka atau terbunuh menderita luka bakar kimiawi yang parah, kulit mereka terkelupas akibat ledakan tersebut.
“Sangat mengerikan, memilukan. Mereka berteriak-teriak sebelum mereka kehilangan kesadaran,” kata M Buchaiah.
BACA JUGA:Musim Kemarau Tiba, Indonesia Gawat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan
Kebakaran di pabrik farmasi ini bukanlah yang pertama kalinya. Bulan lalu, seorang pekerja tewas dan dua lainnya mengalami luka-luka setelah ledakan reaktor di disrik yang sama.
Insiden tersebut terjadi di Vasant Chemicals yang memproduksi bahan kimia khusus yang digunakan sebagai perantara dalam industri farmasi.
Pada Juni 2023, enam orang tewas setelah ledakan reaktor di Sahiti Pharma, sebuah industri farmasi yang juga terletak di distrik tersebut.
*Mahasiswa Politeknik Negeri Malang, peserta Magang Regular di Harian Disway