Pandora, peritel perhiasan asal Denmark, mengambil langkah besar dalam upayanya untuk mendukung keberlanjutan lingkungan. Pun, perusahaan perhiasan lainnya. Mereka akan menggunakan emas dan perak daur ulang secara eksklusif untuk produksi perhiasannya.
Dikenal luas dengan gelang pesona atau charm bracelets yang dikerjakan dengan tangan, Pandora menjual lebih dari 100 juta keping perhiasan di lebih dari 100 negara setiap tahunnya. Pencapaian itu menjadikannya merek perhiasan terbesar di dunia berdasarkan jumlah produk yang terjual. Melampaui banyak rumah mode lainnya.
Tahun ini, Pandora membuat pengumuman bahwa mereka akan menggunakan emas dan perak hasil daur ulang. Langkah itu diambil untuk mengurangi jejak karbon dan mengatasi masalah lingkungan lainnya yang terkait dengan penambangan logam mulia.
Raksasa Perhiasan Global Manfaatkan Logam Daur Ulang untuk Kurangi Jejak Karbon. Anting dari Jack Ultime milik Boucheron. Koleksi kapsul itu terbuat dari emas, berlian, dan cofalit, material hitam yang berasal dari limbah industri.-south china morning post-scmp.com
Langkah ambisius itu sebenarnya sudah menjadi target Pandora sejak tahun 2020, dengan tujuan awal untuk sepenuhnya beralih ke logam daur ulang pada tahun 2025. Namun, mereka berhasil melampaui target ini lebih cepat dari yang diharapkan.
Meski demikian, perjalanan menuju pencapaian itu tidak mudah. Para pemasok Pandora harus memperkenalkan peralatan baru dan mengadopsi praktik manufaktur yang berbeda. Untuk memastikan pemisahan total antara material yang ditambang dan yang didaur ulang.
Tanpa pemisahan itu, Pandora tidak dapat menjamin asal-usul logamnya atau memenuhi standar rantai pasokan yang ditetapkan oleh Responsible Jewellery Council, sebuah badan yang mempromosikan praktik sosial dan lingkungan yang etis dalam industri perhiasan.
BACA JUGA:Perhiasan Unik Dengan Desain Etnik Meriahkan Surabaya International Jewellery Fair 2023
Raksasa Perhiasan Global Manfaatkan Logam Daur Ulang untuk Kurangi Jejak Karbon. Liontin bintang laut Tiffany & Co. dari koleksi perhiasan mewah Blue Book 2023 Out of the Blue. Perusahaan itu berkomitmen memanfaatkan bahan daur ulang.-south china morning post-scmp.com
CEO Pandora Alexander Lacik mengatakan, "Daur ulang dapat secara signifikan mengurangi jejak iklim industri perhiasan," ujarnya. Lacik memperkirakan bahwa peralihan perusahaan ke 100 persen emas dan perak daur ulang akan memangkas emisi CO2 dari rantai pasokan mereka sebesar 25 persen, atau setara dengan 58 ribu ton setiap tahunnya.
Jumlah itu menurut Pandora sebanding dengan emisi dari penggunaan listrik tahunan 11 ribu rumah atau berkendara keliling dunia dengan 6 ribu mobil. Proses daur ulang memerlukan lebih sedikit energi dan sumber daya dibandingkan dengan penambangan.
Daur ulang emas menghasilkan emisi karbon kurang dari 1 persen dibandingkan dengan penambangan emas. Sedangkan daur ulang perak menghasilkan emisi karbon sepertiga dari perak yang ditambang.
Lacik juga menekankan bahwa penggunaan logam daur ulang tidak mengurangi kualitas perhiasan Pandora. "Logam mulia dapat didaur ulang selamanya tanpa kehilangan kualitas. Perak yang awalnya ditambang berabad-abad yang lalu masih sama bagusnya dengan yang baru," katanya.
Meskipun demikian, masih ada tantangan besar di depan. Saat ini, kurang dari 20 persen perak dunia berasal dari pasokan daur ulang. Menurut laporan dari Pure Earth, organisasi nirlaba, 95 persen emisi karbon dari setiap perhiasan yang diproduksi berasal dari penambangan dan produksi logamnya.