Masalah itu semakin diperparah dengan adanya kejahatan terorganisir yang telah menyusup ke pabrik-pabrik daur ulang di berbagai negara, menyebabkan pencurian bernilai jutaan dolar. Kini, beberapa desainer yang tertarik pada alternatif ramah lingkungan lebih memilih untuk menghindari masalah ini.
Raksasa Perhiasan Global Manfaatkan Logam Daur Ulang untuk Kurangi Jejak Karbon. Direktur Kreatif Boucheron Claire Choisne dengan produk perhiasannya.-south china morning post-Harian Disway
Di sisi lain, peritel perhiasan asal Italia, Pomellato, berharap dapat mendorong perubahan lebih luas dengan mengadopsi teknik perbaikan tradisional Jepang yang disebut kintsugi untuk mendaur ulang batu-batu yang rusak.
Perusahaan perhiasan Boucheron juga meluncurkan koleksi yang berfokus pada material yang diproduksi dari limbah asbes, yang disebut Cofalit. Material itu dihasilkan melalui proses daur ulang produk sampingan industri dan diproduksi sedemikian rupa. Sehingga zat limbah asbes menjadi aman.
Sementara Tiffany & Co. berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2040, satu dekade lebih awal dari yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris.
BACA JUGA:Harga Emas Antam Stabil Hari Ini, Termurah Rp 760 Ribu!
Raksasa Perhiasan Global Manfaatkan Logam Daur Ulang untuk Kurangi Jejak Karbon. Perhiasan dan liontin emas dari koleksi musim panas Pandora. Pandora menyatakan bahwa mereka hanya akan menggunakan emas dan perak daur ulang pada masa mendatang.-south china morning post-scmp.com
Ritel perhiasan warisan Amerika itu telah melampaui harapan dengan mencapai pengurangan 33 persen dalam jejak karbonnya. Perusahaan itu juga berjanji untuk mengikuti jejak Pandora dengan beralih ke 100 persen perak, emas, dan bahkan platinum daur ulang.
Pandora juga telah melangkah lebih jauh dengan mempromosikan berlian buatan laboratorium sebagai alternatif ramah lingkungan terhadap berlian yang ditambang. Berlian buatan laboratorium itu diproduksi oleh pemasok yang menggunakan 100 persen energi terbarukan.
Berlian buatan laboratorium saat ini mencakup sekitar 10 persen dari total penjualan berlian, dan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2031 dengan nilai mencapai US$55,5 miliar setara dengan sekitar Rp843,6 triliun.
BACA JUGA:Berlian 2.492 Karat Ditemukan di Botswana, Jadi yang Terbesar Kedua di Dunia
Pandora bahkan menggandeng tokoh-tokoh publik seperti Pamela Anderson dan Precious Lee untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perhiasan yang lebih berkelanjutan.
Upaya untuk mempercepat perubahan dalam salah satu industri emas tersebut bukanlah tugas yang mudah. Industri perhiasan secara historis cenderung resisten terhadap perubahan dan lambat dalam menyesuaikan diri dengan selera konsumen saat ini.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa keberlanjutan semakin menjadi faktor penting bagi konsumen. Memberikan dukungan lebih besar kepada para perajin perhiasan yang sadar lingkungan dalam mengangkat koleksi mereka. Sekaligus menantang status quo. (Guruh Dimas Nugraha)