Belasan menit setelah bengkel dibuka, mendadak belasan pria berpakaian preman yang semula mengawasi bengkel masuk bengkel bersamaan. Yang membuat Pendi kaget adalah bentakan pria yang masuk bengkel ke arah Febri: ”Jangan bergerak…”
Pendi: ”Belasan pria itu kemudian diikuti polisi bhabinkamtibmas berseragam, ikut masuk, sebagian berjaga di luar bengkel.”
Kemudian, petugas berbicara sejenak dengan Febri dan ayah Febri. Mungkin menanyakan identitas. Setelah itu, Febri dan Atmalizar dibawa pergi dengan mobil petugas.
BACA JUGA: Nyaman Gunakan Innova Zenix, Paus Fransiskus Sampai & Istirahat di Kedubes Vatikan Jakarta
BACA JUGA: Selamat Datang, Paus Fransiskus! Sambutan Hangat dari Jakarta
Pendi: ”Prosesnya cepat sekali. Mungkin tidak sampai lima menit.”
Sebagian petugas melakukan penggeledahan di bengkel. Dari situ disita sebuah HP merek Samsung dan sebuah kotak amal. Sementara itu, di rumah Febri di Perumahan Margahayu yang juga dipantau petugas tidak dilakukan penggeledahan. Menurut info, ibunda Febri yang bernama Yusmantri sakit jantung.
Penggerebekan di bengkel disaksikan Ketua RT 04 Sutomo dan Ketua RW 05 Tandi. Para pengurus warga itu ikut mendampingi polisi saat penggerebekan. Pihak Densus 88 belum memberikan pengumuman sampai Selasa malam.
Indonesia sepertinya sudah bebas dari tindakan teroris. Peristiwa terheboh terjadi enam tahun silam. Tiga gereja diserang teroris bom bunuh diri pada Minggu, 13 Mei 2018. Tiga gereja itu: Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat Sawahan, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, dan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel. Semuanya di depan gereja, tidak sampai masuk gereja. Akibat tragedi bom bunuh diri di tiga gereja itu, 13 orang tewas, termasuk anak-anak.
BACA JUGA: Paus Fransiskus Tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Besok Bertemu Presiden Jokowi di Istana
BACA JUGA: Paus Fransiskus Tak Pakai Fasilitas Mewah, Muhammadiyah: Teladan Pemimpin Global
Setelah di Surabaya, bom bunuh diri di depan Katedral Makassar, Sulsel. Setelah itu, tak ada lagi serangan bom teroris. Namun, para pengamat mengatakan, terorisme seperti gunung es. Sebagian kecil terlihat di permukaan, sebagian besar tenggelam tak terlihat.
Sebab itu, Densus 88 selalu waspada dan melakukan berbagai penangkapan terduga teroris, yang kemudian terbukti sebagai teroris dan dihukum penjara.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Mohammed Rycko Amelza Dahniel dalam rapat bersama Komisi III DPR RI di Senayan, Jakarta, Kamis, 27 Juni 2024, mengatakan:
”Alhamdulillah, selama ini tidak terjadi satu pun serangan aksi terorisme di Indonesia atau yang biasa kita sebut zero terrorist attack.”
BACA JUGA: Jokowi Sebut Kunjungan Paus Fransiskus Sangat Bersejarah