Serangan Rudal Rusia di Poltava Tewaskan 51 Orang, Ukraina Perlu Perkuat Pertahanan Udara

Rabu 04-09-2024,20:07 WIB
Reporter : Elsa Amalia Kartika Putri*)
Editor : Salman Muhiddin

Sementara Presiden AS, Joe Biden, menggambarkannya sebagai "serangan yang menyedihkan." Biden turut menambahkan bahwa itu adalah "pengingat tragis atas upaya Putin yang terus-menerus dan keterlaluan untuk mematahkan keinginan rakyat yang bebas".

"Amerika Serikat akan terus mendukung [rakyat Ukraina] - termasuk menyediakan sistem pertahanan udara dan kemampuan yang mereka butuhkan untuk melindungi negara mereka," katanya dalam pernyataan Gedung Putih.

BACA JUGA:Ribuan Warga Kursk Diungsikan Imbas Serangan Militer Ukraina

Di tengah krisis ini, kritik juga muncul terhadap pemerintah Ukraina. Anggota parlemen Maria Bezugla menuduh bahwa tragedi ini terus berulang. Hal ini diesebakan oleh kegagalan dalam melindungi personel militer. 

"Tragedi ini terus berulang. Kapan ini akan berakhir?" tulisnya di Telegram.

Serangan terhadap akademi militer di Poltava ini terjadi saat Presiden Rusia, Vladimir Putin, melakukan kunjungan resmi ke Mongolia. Negara anggota Mahkamah Kriminal Internasional (ICC), di mana surat perintah penangkapannya telah dikeluarkan pada tahun lalu.

Poltava, sebuah kota yang terletak di Ukraina tengah dengan populasi sebelum perang sebanyak 300.000 jiwa. Kota tersebut telah menjadi sasaran serangan brutal ini, mengguncang kehidupan warganya dan mempertegas perlunya peningkatan sistem pertahanan di Ukraina.

BACA JUGA:Tuduh Rusia Lakukan Genosida, Zelensky: Ini Bukan Hanya Tentang Ukraina!

*) Elsa Amalia Kartika Putri, Mahasiswa Politeknik Negeri Malang, Mahasiswa Magang Regular di Harian Disway

 

Kategori :