Ukraina Gempur Kilang Minyak Besar Rusia dengan Serangan Drone

Seorang pria bersepeda melewati bangunan tempat tinggal yang rusak di Novodonets'ke, wilayah Donetsk, pada 14 September 2025.--AFP
HARIAN DISWAY - Ukraina melancarkan serangan drone berskala besar terhadap salah satu kilang minyak terbesar Rusia pada Minggu 14 September, menargetkan fasilitas Kirishi di wilayah barat laut.
Serangan ini menandai eskalasi terbaru dalam upaya Kyiv melemahkan infrastruktur energi Moskow.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan sistem pertahanan udara mereka berhasil menghancurkan 361 drone Ukraina yang diluncurkan semalam di berbagai wilayah.
Di kawasan Leningrad, tiga drone jatuh di sekitar kilang Kirishi. Puing-puing yang berjatuhan sempat memicu kebakaran kecil, namun api segera dipadamkan dan tidak menimbulkan korban jiwa.
Pejabat Ukraina mengklaim serangan itu berhasil. Presiden Volodymyr Zelenskiy sebelumnya berulang kali menegaskan bahwa menyerang sektor minyak Rusia adalah salah satu cara paling efektif untuk mengurangi kemampuan Moskow membiayai perang. Ia menyebut operasi semacam ini sebagai sanksi yang bekerja secara langsung di lapangan.
BACA JUGA:26 Negara Janji Berikan Jaminan Keamanan Pasca Perang untuk Ukraina
BACA JUGA:Drone Ukraina Meledak di PLTN Kursk, Kapasitas Turun Separuh
Kilang Kirishi yang dimiliki perusahaan energi Surgutneftegaz memiliki kapasitas pengolahan tahunan 17,7 juta ton minyak mentah, atau sekitar 355.000 barel per hari.
Angka itu setara dengan 6,4% dari total kapasitas kilang minyak Rusia, menjadikannya aset strategis yang vital. Gangguan pada fasilitas ini berpotensi memengaruhi pasokan bahan bakar maupun ekspor Rusia.
Meski demikian, Rusia belum mengonfirmasi sejauh mana kerusakan yang terjadi. Namun, skala operasi ini menunjukkan kemampuan Ukraina yang semakin besar untuk menghantam infrastruktur penting jauh ke dalam wilayah Rusia.
Dalam beberapa bulan terakhir, Ukraina semakin mengandalkan drone jarak jauh untuk melancarkan serangan.
Depo, terminal, hingga jaringan pipa minyak Rusia menjadi sasaran berulang, dengan tujuan menghambat ekspor energi yang menjadi sumber pendapatan utama Moskow. Analis menilai langkah ini bukan hanya soal mengganggu ekonomi Rusia, tapi juga menunjukkan bahwa Kyiv mampu menargetkan jantung industri energi lawannya.
BACA JUGA:NATO Bahas Jaminan Keamanan untuk Ukraina Pasca Perang
BACA JUGA:Mimpi Buruk Ukraina Semakin Nyata, Trump Desak Zelensky Serahkan Donetsk Pada Rusia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: