Faisal Basri menyebut Prabowo akan terkena imbas utang itu pada tahun pertama pemerintahan barunya. "Karena tahun depan itu puncak jatuh tempo kira-kira Rp 800 triliun," tegasnya.
BACA JUGA:Merintis UMKM sebagai Oligarki Ekonomi Baru
BACA JUGA:Kelas Menengah Menyusut, BPS Sebut Ekonomi Nasional Rentan Guncangan
Selain itu, ia juga menyinggung rencana Prabowo soal pengembangan jalan tol di seluruh Indonesia. Menurutnya, tidak semua daerah di Indonesia cocok dibuatkan jalan tol.
Prabowo harus berkaca pada era Jokowi. Sebab, kata Faisal, pembangunan jalan tol yang masif terbukti gagal meningkatkan indeks performa logistik Indonesia.
ilustrasi jalan Tol yang dikelola jasamarga -jasamarga-jasamarga
“Di era Jokowi, infrastruktur dibangun, tapi logistic performance index kita terjun bebas dari peringkat 40-an menjadi 60-an," terangnya.
Tentu, ia tak anti pembangunan infrastruktur. Indonesia memang sangat butuh pembangunan.
Namun, Faisal Basri meminta pemerintahan di era Prabowo nanti tidak meniru pembangunan infrastruktur di Tiongkok, Amerika Serikat, maupun Eropa.
Sebab, imbuhnya, kondisi geografis negara-negara tersebut sangat berbeda dengan Indonesia yang merupakan negara maritim. Harusnya, Indonesia menjadikan transportasi laut sebagai tumpuan. (*)