BANDA ACEH, HARIAN DISWAY - Menjelang pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut besok Senin, 9 September 2024, kunjungan wisatawan ke Museum Tsunami Aceh ternyata makin meningkat.
Maklum, meskipun ajang nasional ini belum resmi dibuka, sejumlah cabang olahraga sudah mulai dipertandingkan. Sebagian pengunjung yang datang adalah para atlet dari berbagai provinsi yang datang di sela agenda mereka.
Meningkatnya kunjungan ini ditanggapi positif oleh pengelola museum. "Kami berharap ini dapat menyebarluaskan pemahaman tentang mitigasi bencana ke masyarakat luas," kata Staf Edukasi dan Preparasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Museum Tsunami Aceh Muhammad Idal Bahri.
BACA JUGA: Pengunjung Museum Tsunami Aceh Naik Tiga Kali Lipat Jelang Pembukaan PON XII Aceh-Sumut
Dijelaskannnya, gelaran PON XXI memang berdampak terhadap tingkat kunjungan wisatawan ke museum. Bila pada hari biasa pengunjung hanya sekitar 1.000 hingga 2.000, tapi menjelang pembukaan PON XXI jumlahnya mampu mencapai 3.000.
“Apalagi kemudian di hari libur, Sabtu dan Minggu, yang biasanya kami menerima kunjungan itu sekitaran 3.000. Tapi hari ini bisa mencapai 3.000 lebih,” ujarnya saat ditemui di Museum Tsunami Aceh, Sabtu, 7 September 2024.
Pemahaman tentang mitigasi bencana itu adalah salah satu tujuan dibangunnya Museum Tsunami Aceh. Jadi bukan hanya sebagai tempat rekreasi maupun tempat koleksi. Namun, fasilitas tersebut dibangun untuk menjadi wadah edukasi masyarakat.
BACA JUGA: Jalan Sehat IKA Ubaya, Pererat Hubungan Alumni dan Mahasiswa
Baik di Aceh maupun di daerah lain utamanya dalam memahami ilmu mitigasi bencana. Upaya mitigasi tersebut penting agar masyarakat lebih siap dalam menghadapi bencana sehingga langkah antisipasi dapat dilakukan.
Staf Edukasi dan Preparasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Museum Tsunami Aceh Muhammad Idal Bahri diwawancarai tentang gelaran PON XXI yang berdampak positif terhadap meningkatnya kunjungan wisatawan ke museum. --Puspen Kemendagri
“Kita tidak tahu kapan, apakah besok, besok atau setahun kemudian, musibah tsunami ini akan datang kembali ke Aceh,” jelasnya. Karena itu, kehadiran museum ini sebagai pengingat bagi seluruh masyarakat terkait bencana tsunami Aceh.
Selama kunjungan, pihak museum berupaya tidak hanya mengajak yang datang untuk menikmati keindahan gedung museum. Tapi juga ikut merasakan suasana pedih dan kelamnya masyarakat Aceh saat menghadapi tsunami pada 2004 silam.
BACA JUGA: Dituntut 5 Tahun Penjara, Mantan Kasubag Umum BPPD Sidoarjo Siskawati Ajukan Pleidoi
Ini termasuk mengetahui kondisi masyarakat Aceh sebelum maupun sesudah tsunami melanda. “Mungkin semua pesan itu bukan cuma bisa didapat lewat informasi, tapi ketika kita masuk ke dalam museum, kita langsung merasakan. Itu salah satu kelebihan yang dibawa oleh museum,” jelasnya. (Puspen Kemendagri)