Senja Kala Kelas Menengah, Alarm Kontraksi Ekonomi Global

Selasa 10-09-2024,10:48 WIB
Oleh: Sukarijanto*

Kecemasan akan menyusutnya kelompok kelas menengah juga dialami Tiongkok. Meskipun, prediksi sebelumnya oleh studi terbaru dari Word Data Lab memperkirakan lebih dari sejuta orang di Asia akan bergabung dengan kelas menengah global pada 2030. 

Namun, karena hantaman pandemi Covid-19 pada 2020–2022, prediksi tersebut mengalami perubahan yang signifikan. Selain faktor pandemi, penyebab utama meskipun bukan satu-satunya, adalah krisis properti yang sedang berlangsung di negara tersebut.

Itu telah mengganggu ekonomi dan keuangan Tiongkok sejak 2021, ketika pengembang realestat perumahan raksasa, Evergrande, mengumumkan bahwa mereka tidak dapat lagi memenuhi kewajiban keuangannya. 

BACA JUGA: Bahaya di Balik Merosotnya Jumlah Kelas Menengah

BACA JUGA: Populasi Kelas Menengah di RI Menyusut 8,5 Juta Orang

Ketegangan keuangan yang disebabkan kegagalan sektor properti itu dan beberapa lagi yang menyusul di tahun-tahun sesudahnya telah menekan laju pembangunan rumah dan pembelian rumah. 

Kelas menengah di Tiongkok menjadi salah satu tulang punggung di sektor itu. Maka, sumber utama kekayaan dan penghasilan kelompok kelas menengah Tiongkok yang mengalami tekanan akan memicu penurunan populasi mereka. 

Padahal, Tiongkok pernah menikmati masa-masa keemasan kelas menengah. Sektor itu merupakan pendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui investasi kelas menengah yang agresif. 

Sayangnya, jutaan orang itu sekarang kehilangan pijakan, dengan banyak yang tergelincir kembali mendekati garis kemiskinan.

Yang paling jelas adalah laporan Kementerian Keuangan Tiongkok tentang pendapatan pajak penghasilan. Pada Januari dan Februari, bulan-bulan terakhir di mana data dirilis 2021, penerimaan pajak penghasilan pribadi diukur sekitar 362,2 miliar yuan atau setara dengan nilai USD 45,1 miliar, menurun 16 persen daripada tahun sebelumnya. 

Pendapatan mengalami kontraksi karena mereka yang berpenghasilan kurang dari 100.000 yuan per tahun secara efektif tidak mampu membayar pajak penghasilan pribadi. Penurunan pendapatan pajak penghasilan individu, menurut Kementerian Keuangan Tiongkok mencerminkan pergerakan rumah tangga ke pendapatan di bawah level ini. 

Dan, karena angka pendapatan tahunan 100.000 yuan itu juga menandai titik terendah dari apa yang diklasifikasikan sebagai kelas menengah, berkurangnya penghasilan yang diterima (take-home pay) telah mengungkap fakta tentang berapa banyak yang telah tereliminasi dari status kelas menengah.

Temuan riset bisnis majalah Bloomberg News tentang gaji awal Tiongkok mengungkap kisah yang memprihatinkan. Selama kuartal keempat 2023, kelompok kelas menengah mengalami penurunan 1,3 persen. 

Data itu menunjukkan penurunan kuartal ketiga berturut-turut. Data bonus bahkan lebih mengecewakan, terjadi penurunan rata-rata sekitar 17,5 persen dari tahun sebelumnya. 

Lebih ironis lagi adalah bonus yang biasanya diterima kelas menengah Tiongkok telah terkoreksi lebih jauh, terutama di sektor internet dan telekomunikasi, telah menurun drastis sebesar 27 persen, dan lebih jauh lagi di sektor keuangan, 35 persen.

Namun, pergerakan demografi akibat dampak pandemi Covid-19 itu mungkin hanya akan sementara. Setelah ekonomi dalam fase pemulihan, jumlah kelas menengah akan bergerak tumbuh. 

Tags :
Kategori :

Terkait