Dalam menjalin pertemanan, Suen Redy Nababan pantang mengukur seseorang dari status sosialnya. Apakah pejabat atau masyarakat biasa, berpendidikan atau tidak berpendidikan, kaya atau tidak kaya, semua bisa dijadikan teman olehnya.
"Bagi saya, setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Tidak ada manusia yang sempurna. Kadang kala, justru orang yang tidak kita kenal yang mau membantu kita dalam keadaan sulit. Sedangkan keluarga kita sendiri malah tidak bisa atau tidak mau membantu," ujar advokat, konsultan hukum, sekaligus kurator kepailitan yang berkantor di SRN & Partners Law Office tersebut.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan General Manager The Southern Hotel Surabaya Kencana Herdianto: Zhi Zu Chang Le
Makanya, ia berkomitmen untuk selalu setia kawan dan tidak mengkhianati teman-temannya. "Pedoman hidup saya yang paling utama adalah senantiasa berjalan dalam kebenaran dan kejujuran, serta menjaga nama baik. Hidup harus punya karakter dan prinsip yang kuat," ujarnya.
Memang, kalau merujuk pepatah Tiongkok klasik, sebagai manusia kita mesti "正己守道" (zhèng jǐ shǒu dào): memperlurus dan menjaga diri agar tetap berada di jalan yang benar.
Sebagai perwujudannya, Suen melakukan pekerjaannya dengan all out dan profesional. Ia juga berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi klien-kliennya. Ia pun tak segan mengapresiasi dan mempelajari kesuksesan orang-orang di sekitarnya.
"Saya melihat orang sukses dari sisi positifnya. Misalnya, saya menanyakan pada diri saya: Kalau mereka bisa suskes, kenapa kita tidak? Bukannya Tuhan menciptakan manusia dengan peluang yang sama? Dari situ saya menarik kesimpulan bahwa semuanya bergantung pada bagaimana cara kita menjalani kehidupan. Sukses harus diraih dengan kerja keras, ketekunan, dan jalan yang benar tanpa menghalalkan segala cara. Saya coba menerapkannya dalam perjalanan karier saya," pungkas Suen. (*)