“Saat kami mendengar akan ada misa akbar saat kunjungan Paus Fransiskus, kami langsung bersiap-siap. Kami segera melobi dan akhirnya di-acc oleh tim panitia penyambutan kunjungan Paus ke Indonesia,” jelas Lilik.
Untuk Misa kali ini, jumlah relawan yang diterjunkan lebih banyak, yakni 300 orang. Mereka tak cuma datang dari Jabodetabek, tetapi juga dari Lampung, Surabaya, dan Yogyakarta.
"Kami membagi tugas, ada 60 orang di Stadion Madya, sisanya di stadion utama. Bahkan ada pelajar dari sekolah Tarakanita dan Bunda Hati Kudus yang ikut berpartisipasi," tambah pria berusia 45 tahun itu.
BACA JUGA:4 Motto Kunjungan Paus Fransiskus ke Asia Tenggara, Tekankan Perdamaian dalam Keberagaman
Semangat para relawan terlihat jelas saat mereka dengan telaten memungut sampah yang terserak di sekitar stadion. Botol-botol plastik, kertas, dan bungkus makanan dikumpulkan ke dalam kantong sampah besar yang mereka bawa.
Tindakan mereka mungkin tampak sederhana. Tetapi, tentu saja, dampaknya sangat besar. Di tengah hiruk-pikuk massa, para relawan Laudato Si diam-diam menjalankan misi dengan tulus dan sepenuh hati.
Bukan hanya kebersihan yang menjadi fokus utama mereka. Tetapi, juga kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup. “Sebenarnya fokus kami bukan hanya soal sampah, tapi tentang kesadaran masyarakat tentang lingkungan hidup,” sambung Lilik.
Aksi itu merupakan bentuk nyata dari komitmen Laudato Si untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya merawat bumi. Mereka ingin memberikan contoh langsung bahwa setiap orang bisa berperan dalam menjaga kebersihan dan lingkungan, sekecil apa pun itu.
Momen misa akbar tersebut juga menjadi panggung bagi mereka untuk menyuarakan pesan penting tentang lingkungan kepada puluhan ribu orang yang hadir.
Agenda berikutnya, Laudato Si akan bergerak ke Lampung. Yakni pertemuan nasional bertepatan dengan musim penciptaan yang berlangsung mulai 1 September sampai 4 Oktober 2024.
"Kami akan mengampanyekan penghormatan terhadap lingkungan,” jelas Lilik tentang agenda Laudato Si ke depan.
Laudato Si hadir sebagai saksi bahwa kepedulian terhadap lingkungan bisa dilakukan di setiap kesempatan. Termasuk di acara keagamaan sebesar ini.
Di akhir Misa, saat umat berangsur-angsur meninggalkan stadion, para relawan Laudato Si justru makin sibuk menyelesaikan tugas mereka.
Mereka meninggalkan jejak tak cuma dalam bentuk kebersihan, tetapi juga dalam hati setiap orang yang menyaksikan aksi kecil namun penuh makna tersebut.
Senyum ramah mereka kala mendatangi umat untuk memungut sampah akan tetap dikenang sebagai salah satu memori manis saat dikunjungi Sang Gembala. (*)