HARIAN DISWAY - Pemerintah mengusulkan "susu ikan" sebagai pengganti susu sapi untuk program makan bergizi gratis. Mengingat suplai susu sapi dalam negeri yang dikhawatirkan tidak akan mencukupi untuk lebih dari 70 juta orang penerima manfaat program ini.
Usulan ini dilemparkan oleh Direktur Utama Holding Pangan ID Food, Sis Apik Wijayanto dalam rapat bersama DPR RI pada Sabtu, 4 September 2024.
Lantas muncul pertanyaan apa sebenarnya susu ikan itu? mengingat susu keluar dari kelenjar susu yang hanya dimiliki oleh kelompok spesies mamalia. Sementara ikan tidak termasuk mamalia.
Guru Besar Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Prof. dr. Agussalim Bukhari menegaskan bahwa tidak ada susu yang berasal dari ikan.
Mengutip dari WHO, Agus mengungkapkan bahwa yang disebut susu itu berasal dari kelenjar susu. Sedangkan pada persepsi sebagian masyarakat, susu ikan adalah susu yang berasal dari ikan.
BACA JUGA:Pemerintah Usulkan Susu Ikan Sebagai Pengganti Susu Sapi Untuk Program Bergizi Gratis
Meskipun ada juga ikan yang tergolong mamalia sehingga memiliki susu seperti paus dan lumba-lumba. Namun, susu ikan bukanlah susu yang dihasilkan oleh kelenjar susu dari ikan.
“Secara terminologi kan saya kira kurang tepat kan. Lebih tepatnya dikatakan sari ikan ya,” ujar Prof. Agussalim dalam Media Briefing Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) secara berani pada Jumat, 13 September 2024.
Ketua Kolegium Ilmu Gizi Klinik Indonesia tersbut menegaskan tidak mempermasalahkan menganai penamaan sari protein ikan sebagai susu ikan.\
BACA JUGA:IDI Apresiasi Susu Ikan Guna Peningkatan Gizi Anak, Sebut Bisa Jadi Solusi Atasi Stunting
Susu dari ekstrak ikan sebagai sumber omega 3.--Freepik
“Yang substantif adalah apakah itu bisa menjadi alternatif, apakah pengolahannya bisa bagus, kemudian tersedia, lebih murah, apalagi kalau gratis,” katanya.
Ia menerangkan keunggulan dari susu ikan mengandung omega 3. Omega 3 sangat baik untuk penyakit kanker, jantung, perkembangan otak dan anti inflamasi.
BACA JUGA:Kominfo Dapat Tambahan Anggaran Rp10 Miliar Untuk Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis
Ketua Komite Advokasi Percepatan Penurunan Stunting, Kesehatan Ibu dan Anak dan SDG's PB IDI tersebut mengungkapkan pengolahan produk dari bentuk naturalnya kurang disukai misal ikan karena amis yang menjadi kendala.