HARIAN DISWAY - Paus Fransiskus mengkritik calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) Kamala Harris dan Donald Trump. Kritikan ini ditujukan kepada mereka berdua atas beberapa kebijakan mereka. Masing-masing dicermatinta.
Pada Trump, mantan Presiden Amerike Serikat, Paus mengkritik rencananya untuk mendeportasi jutaan imigran. Sementara pada Wakil Presiden Kamala Harris, Paus mengkritik atas sikapnya yang jelas-jelas mendukung hak-hak aborsi.
Paus mengungkapkan hal itu saat berbicara dalam konferensi pers dengan para jurnalis setelah melakukan tur selama 12 hari di Asia Tenggara dan Oseania. Wawancara tersebut terjadi dalam penerbangannya saat kembali ke Roma dari Singapura.
BACA JUGA:Paus Fransiskus Pungkasi Kunjungan Asia-Pasifik: Jalan Panjang Tebar Teladan
Pada Jumat, 13 September 2024 itu, Paus ditanya oleh wartawan tentang pemilihan presiden AS. Paus mengatakan tidak menyambut para migran adalah dosa besar. Tak hanya itu, Paus juga menyamakan aborsi dengan pembunuhan.
Ia mengatakan bahwa kebijakan kedua kandidat itu bertentangan dengan kehidupan. “Apakah itu yang mengusir migran, atau yang membunuh anak-anak,” kata paus. “Keduanya bertentangan dengan kehidupan,” ungkap Paus.
Paus menyebut imigrasi sebagai hak. Ia mengutip ayat-ayat Alkitab tentang anak yatim piatu, janda, dan orang asing sebagai tiga jenis orang yang harus dipedulikan masyarakat. “Tidak memberikan sambutan kepada para pendatang adalah dosa,” ujarnya.
Di samping itu, ia juga mengatakan tidak ada alasan untuk melakukan aborsi. “Itu adalah pembunuhan,” katanya. “Tentang hal-hal ini kita harus berbicara dengan jelas. Tidak ada kata tetapi atau namun,” tegasnya.
Karena itu Paus meminta umat Katolik AS untuk memilih capres dengan kejahatan yang lebih kecil ketika mereka memberikan suaranya pada bulan November mendatang. Meskipun Paus tidak menggunakan nama Trump dan Harris.
Namun, semua orang tahu bahwa pernyataannya itu merujuk secara khusus pada kebijakan dan jenis kelamin mereka. Meskipun Paus mengkritik kedua kandidat capres tersebut, ia mengatakan bahwa umat Katolik tetap harus memilih.
BACA JUGA: Trump dan Harris Imbang di Survei Jelang Debat Capres, Pilpres AS Makin Panas
“Tidak memberikan suara itu jelek. Itu tidak baik. Anda harus memilih,” kata Paus yang berusia 87 tahun itu seperti yang diberitakan oleh media Reuters. “Anda harus memilih kejahatan yang lebih kecil,” ujarnya.
Umat Katolik di Amerika Serikat yang berjumlah sekitar 52 juta dianggap sebagai pemilih yang sangat penting. Di beberapa negara bagian utama termasuk Pennsylvania dan Wisconsin, lebih dari 20 persen orang dewasa di sana beragama Katolik.
“Siapa yang lebih kecil kejahatannya? Wanita itu, atau pria itu? Saya tidak tahu. Setiap orang, dengan hati nurani, (harus) berpikir dan melakukan hal ini,” lanjut Paus melengkapi kritikannya dengan memberikan arahan yang baik pada umatnya.