HARIAN DISWAY – Jalanan dan beberapa lingkungan di Shanghai tergenang pada Jumat, 20 September 2024. Kota besar itu dihantam topan dahsyat beberapa hari setelah badai terkuat 75 tahun terakhir mendatangi salah satu pusat bisnis Tiongkok tersebut.
Topan Pulasan mendarat di Distrik Fengxian pada Kamis malam, 19 September 2024. Kecepatan angin yang dibawa topan itu mencapai 23 meter per detik. Itu setara dengan 83 kilometer per jam.
"Topan ini diperkirakan akan melemah secara bertahap saat bergerak menuju daratan," tulis Xinhua. Tetapi, hujan deras terus terjadi hingga Jumat pagi, 20 September 2024.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan penduduk Shanghai berjalan melewati air setinggi betis di beberapa lingkungan. Namun, hingga kini belum ada laporan kerusakan parah atau korban jiwa.
BACA JUGA:Shanghai Lumpuh Dihajar Topan Bebinca, Terkuat Dalam 75 Tahun Terakhir
BACA JUGA:Rekor Terpanas di Tiongkok , Shanghai Buka Resor Ski Indoor Terbesar di Dunia
Dalam sebuah video yang dipublikasikan oleh Shanghai Media Group, terlihat petugas kepolisian dengan mantel berwarna mencolok mendorong mobil yang mogok di tengah genangan air. Tampak pula pengendara skuter dengan ponco berusaha melintasi persimpangan yang banjir. Beberapa mobil lainnya juga dilaporkan mogok di wilayah tersebut.
Seorang wanita menyapu cabang dan daun pohon di depan sebuah tokodi Shanghai, 16 September 2024. -Hector Retamal-AFP-
Sebagian besar area yang terendam banjir pada pagi hari sudah mulai mengering sekitar pukul 11 siang. Hal itu dilaporkan langsung oleh reporter Agence France-Presse di lokasi.
Sebagai langkah antisipasi, beberapa wilayah di Shanghai telah meningkatkan level peringatan topan sejak Kamis, saat Pulasan mendekat.
Topan itu datang hanya beberapa hari setelah Topan Bebinca menyebabkan kekacauan di kota tersebut. Anda sudah tahu, Topan Bebinca itu tiba pada Senin, 16 September 2024.
Data-data menunjukkan bahwa Topan Bebinca adalah badai terkuat yang tiba di Shanghai sejak 1949. Bebinca merobohkan lebih dari 1.800 pohon dan menyebabkan 30.000 rumah kehilangan listrik. Untungnya, lebih dari 400.000 warga dievakuasi sebelum badai menerjang.
Para ilmuwan mengingatkan bahwa perubahan iklim yang dipicu oleh emisi gas rumah kaca semakin memperparah dan mempercepat frekuensi cuaca ekstrem.
Yang unik, Tiongkok adalah penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Tetapi, emisi per kapitanya masih lebih rendah dibandingkan dengan Amerika Serikat. (*