Hong Kong, sebuah kota yang kaya akan tradisi kuliner. Kota itu dikenal pula dengan beragam jenis mi. Tak hanya menggugah selera, tetapi juga sarat sejarah. Dari mi berbahan dasar beras hingga mi gandum. Setiap jenis mi memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya satu sama lain.
Mi Hong Kong memang sangat populer. Bahkan di Indonesia banyak betebaran berbagai kuliner yang memanfaatkan jenis mi tersebut. Secara umum, mi, termasuk mi Hongkong, terbagi menjadi dua kategori besar. Yakni mi berbahan dasar beras dan mi berbahan dasar gandum. Namun, variasi yang ada lebih dari sekadar pembagian tersebut.
Menurut Dr. Siu Yan-ho, seorang dosen di Departemen Bahasa dan Sastra Tiongkok di Universitas Baptis Hong Kong, perbedaan utama antara mi berbahan dasar beras (dikenal dengan istilah fun) dan mi berbahan dasar gandum (meen) terletak pada asal geografisnya.
BACA JUGA:Dijamin Kenyang! 3 Rekomendasi All You Can Eat dengan Menu Street Food di Hotel Surabaya
Keunikan dan Sejarah Mi Hong Kong, Simbol Kekayaan Budaya dan Cita Rasa. Angsa panggang dengan mi beras lai fun. Salah satu kuliner mi Hong Kong yang populer.-Llewellyn Cheung-South China Morning Post
"Perbedaan itu terutama berasal dari berbagai jenis tanaman yang tumbuh di Tiongkok. Di Tiongkok Utara, gandum lebih dominan. Sedangkan di Tiongkok Selatan, beras menjadi bahan utama," terang Siu.
Sejarah mencatat bahwa Hong Kong, yang dulu merupakan bagian dari provinsi Guangdong di Tiongkok sebelum dipisahkan oleh Perjanjian Nanking pada tahun 1842, dan kemudian dikembalikan ke Tiongkok pada 1997, memiliki warisan kuliner yang kaya.
Tradisi kuliner itu tak lepas dari pengaruh berbagai sub-kawasan di Guangdong, terutama setelah Perang Dunia II ketika komunitas Chiu Chow dan Hakka bermigrasi ke Hong Kong. Para pendatang itu membawa masakan khas dari daerah asal mereka. Seperti daging sapi brisket dan bola daging sapi yang disajikan dengan mi beras.
BACA JUGA:Proses Panjang Pembuatan Kopi Luwak: Dari Musang Kelapa hingga Jadi Minuman di Cangkir Anda
Guangzhou, ibukota Guangdong, dikenal sebagai tanah berlimpah. Hasil bumi atau lautnya dapat dimanfaatkan untuk konsumsi. Makanan laut, terutama udang, memainkan peran penting dalam masakan lokal kawasan tersebut.
Hal itu tercermin dalam hidangan khas Hong Kong, yaitu mi wonton yang menggunakan udang sebagai bahan utama. Mi wonton bukan sekadar hidangan, tetapi juga memiliki sejarah panjang yang tercatat sejak zaman Tiga Kerajaan hampir 2.000 tahun silam.
Bahkan dalam teks-teks kuno, karakter "wonton" ditulis dengan elemen "makan" yang menggambarkan hubungan erat hidangan itu dengan tradisi kuliner.
BACA JUGA: Dilema Mengonsumsi Uritan, Antara Mitos Kesehatan dan Kenikmatan Rasa
Keunikan dan Sejarah Mi Hong Kong, Simbol Kekayaan Budaya dan Cita Rasa. Proses pembuatan mi bambu di Kwan Kee Bamboo Noodle, Hong Kong.-Llewellyn Cheung-South China Morning Post
Salah satu warisan budaya tak benda Hong Kong yang paling menonjol adalah seni pembuatan mi bambu. Mi tersebut terbuat dari bahan dasar telur, tepung, dan air alkali yang memberikan tekstur kenyal dan rasa khas.
Namun, rahasia dari kelezatan mi bambu terletak pada teknik pembuatan tradisional yang menggunakan tiang bambu. Para pembuat mi menyeimbangkan tiang bambu panjang dengan beban di atas adonan. Kemudian menguleni adonan dengan melompat di atas tiang tersebut. Teknik itu sudah ada jauh sebelum mesin modern ditemukan.