Aksi Heroik Teatrikal Perobekan Bendera Surabaya, Peringati 19 September 1945

Minggu 22-09-2024,13:09 WIB
Reporter : Novia Herawati
Editor : Guruh Dimas Nugraha

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sejak pagi, telah terlihat antusiasme warga di sekitar Hotel Majapahit Surabaya. Mereka menunggu pertunjukan tahunan Teatrikal Perobekan Bendera. Acara itu tahun ini digelar pada Minggu, 22 September 2024.

Ratusan masyarakat Surabaya berjejer rapi di bahu jalan sekitar hotel tersebut. Para aktor bersiap. Mereka mengenakan pakaian pejuang, tentara Sekutu, dan rakyat biasa. Di tiang bendera di puncak Hotel Majapahit, merah-putih-biru berkibar. Bendera Belanda.

Teatrikal Perobekan Bendera itu digelar dalam rangka memperingati momen heroisme Arek-arek Suroboyo. Pada 19 September 1945 silam, di hotel itu para pejuang merobek warna biru pada bendera Belanda tersebut.

"Hotel Majapahit yang dulu bernama Hotel Yamato, menjadi saksi bisu bagaimana perjuangan Arek-arek Suroboyo untuk mengibarkan sang saka merah putih. Berjuang demi mempertahankan kemerdekaan," ujar sutradara Heri Lentho. 


Aksi Heroik Teatrikal Perobekan Bendera Surabaya, Peringati 19 September 1945. Adegan iring-iringan mobil Residen Sudirman dalam Teatrikal Perobekan Bendera. Tokoh tersebut diperankan oleh Wali Kota Eri Cahyadi.-Vincentius Andito-Harian Disway

BACA JUGA:Gambarkan Perjuangan Arek Suroboyo, Teatrikal Perobekan Bendera Siap Digelar Pada 22 September 2024

Teatrikal dimulai sekitar pukul 08.30 WIB. Vibes zaman perjuangan begitu terasa. Beberapa aktor tampak mengayuh sepeda ontel. Ada pula yang berjalan kaki sembari memanggul replika senjata api dan bambu runcing.

Para aktor pejuang mengenakan pakaian serba putih. Lengkap dengan balutan sarung dan peci. Sedangkan perempuan mengenakan kebaya kutu baru. Tampak anggun.


Aksi Heroik Teatrikal Perobekan Bendera Surabaya, Peringati 19 September 1945. Suasana teatrikal Perobekan Bendera di depan Hotel Majapahit. Tampak para aktor pemeran pejuang sedang mengomando Arek-arek Suroboyo.-Vincentius Andito-Harian Disway

Adegan dimulai dengan aktivitas warga biasa. Seperti biasa, warga Surabaya tampak lalu-lalang. Beberapa saling bertemu dan berbincang. Hingga suasana gayeng itu berubah mencekam. Pasukan Belanda tiba dan mengibarkan bendera merah-putih-biru di sisi utara hotel Yamato.

Aksi pengibaran bendera Belanda itu memantik amarah Arek-arek Suroboyo. Mereka menganggap pengibaran itu sama saja hinaan bagi kedaulatan Indonesia.

Terlebih, pada 1 September 1945, Presiden Soekarno telah mengeluarkan maklumat berisi perintah pengibaran bendera Merah Putih di seluruh wilayah Indonesia. Termasuk Kota Surabaya.

Arek-arek Suroboyo pun menolak untuk hormat. Mereka melakukan perlawanan. "Hei, Londo! Indonesia iki wes merdeka (Hei Belanda, Indonesia ini sudah merdeka, Red)," teriak salah seorang aktor.

Para aktor pejuang Arek-arek Suroboyo itu bergegas untuk naik ke atas atap Hotel Yamato. Beberapa menyiapkan tangga bambu. Kemudian bahu-membahu menuju puncak untuk menurunkan bendera Belanda.

Terdapat empat pemuda yang berhasil sampai ke atap Hotel Majapahit. Upaya para aktor yang begitu gigih membuat suasana tampak natural. Masyarakat seperti merasakan langsung suasana 79 tahun silam. Dramatis.

Kategori :