Paus Fransiskus Tawarkan Suaka untuk Aung San Suu Kyi

Rabu 25-09-2024,21:35 WIB
Reporter : Noor Arief Prasetyo
Editor : Noor Arief Prasetyo

PAUS Fransiskus menawarkan perlindungan di wilayah Vatikan bagi Aung San Suu Kyi, pemimpin Myanmar yang saat ini dipenjara. Hal itu diberitakan oleh media Italia, Selasa, 24 September 2024.

"Saya meminta pembebasan Aung San Suu Kyi dan bertemu dengan putranya di Roma. Saya mengusulkan kepada Vatikan untuk memberikan perlindungan kepadanya di wilayah kami," kata Paus. Kalimat itu dikutip sesuai catatan pertemuannya dengan para biarawan Jesuit di Asia dalam kunjungannya awal bulan ini.

Surat kabar Corriere della Sera menerbitkan artikel dari pastor Italia, Antonio Spadaro, yang mengutip pertemuan pribadi tersebut. Pertemuan tersebut terjadi di Indonesia, Timor Leste, dan Singapura antara 2-13 September 2024.

"Kita tidak bisa diam melihat situasi di Myanmar saat ini. Kita harus melakukan sesuatu," kata Paus Fransiskus.

BACA JUGA:Topan Yagi Renggut Ratusan Nyawa di Vietnam, Myanmar, dan Thailand

BACA JUGA:Buka Forum Menhan, Prabowo Dorong Menteri Pertahanan se-ASEAN Bantu Myanmar Wujudkan Perdamaian

"Masa depan negara Anda haruslah damai. Harus berdasar penghormatan terhadap martabat dan hak asasi setiap orang," ucap pemimpin Gereja Katolik dunia tersebut.

Aung San Suu Kyi, 79, saat ini menjalani hukuman penjara selama 27 tahun. Dia dikenai berbagai tuduhan. Mulai korupsi hingga melanggar aturan pandemi Covid-19.

Namun, kelompok-kelompok hak asasi manusia menyatakan bahwa persidangan tertutupnya hanyalah upaya untuk menghapusnya dari kancah politik.

Kantor berita Agence France-Presse belum bisa mendapatkan komentar dari juru bicara junta Myanmar terkait tawaran dari Paus Fransiskus.

BACA JUGA:Jokowi Soal Konflik Myanmar: 5 Poin Konsensus Tidak ada Kemajuan

BACA JUGA:Kritik Harris-Trump, Paus Minta Umat Katolik AS Pilih Capres yang Lebih Kecil Kejahatannya

Putra Suu Kyi, Kim Aris, mengatakan kepada AFP bahwa dia yakin ibunya akan berterima kasih atas tawaran tersebut. "Saya yakin Maymay (panggilan akrab Suu Kyi, Red) akan sangat berterima kasih kepada Paus Fransiskus karena mendesak junta militer untuk membebaskannya dan atas tawaran suaka dari Vatikan," ujarnya.

Namun, Kim Aris juga ragu bahwa junta militer akan menanggapi permintaan tersebut. Sebab, junta masih takut dengan popularitas sang ibu di kalangan rakyat Myanmar, bahkan dari luar negeri.

Pada 2015, Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi, memenangkan pemilu demokratis pertama Myanmar dalam 25 tahun. Namun, militer menangkapnya dalam kudeta pada 2021. Kini, media lokal melaporkan bahwa Suu Kyi mengalami masalah kesehatan selama di penjara.

Kategori :