Suu Kyi pernah meraih Hadiah Nobel Perdamaian pada 1991. Dulu, dia dipuja sebagai simbol hak asasi manusia. Namun, citranya di mata dunia memudar pada 2017 ketika dia dituduh tidak berbuat banyak untuk menghentikan penindasan militer terhadap minoritas Muslim Rohingya.
BACA JUGA:Paus Fransiskus Pungkasi Kunjungan Asia-Pasifik: Jalan Panjang Tebar Teladan
BACA JUGA:Kisah Para Petugas di Balik Misa Akbar Paus Fransiskus: Harus Tahan Stres!
Penindasan itu sedang diinvestigasi oleh PBB terkait tuduhan genosida. Para pengungsi Rohingya di Bangladesh juga menuding bahwa penganiayaan terus terjadi. Meskipun demikian, Suu Kyi tetap populer di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha, yang terus mengalami kekacauan sejak kudeta 2021. (*)