Angsa Hitam

Sabtu 28-09-2024,08:03 WIB
Reporter : Dhimam Abror Djuraid
Editor : Yusuf Ridho

PRESIDEN pertama Amerika Serikat Abraham Lincoln pernah mengatakan, ”Anda dapat menipu semua orang untuk beberapa saat, dan Anda bisa menipu beberapa orang untuk selamanya. Tapi, Anda tidak akan bisa menipu semua orang untuk selamanya.”

Ungkapan kuno yang sudah berumur dua abad itu terdengar masih relevan untuk masa kini. Bahkan, ungkapan itu terasa makin relevan untuk kondisi masa kini, ketika politik sangat sarat dengan dengan permainan kesan dan pencitraan.

Dengan teknik pengelolaan kesan yang canggih, seorang politikus bisa mengelabui sebagian besar orang dalam satu saat. Sang politikus dengan tim pencitraan dan pasukan pengelola pesan yang canggih bisa juga mengelabui sebagian kecil orang dalam jangka waktu yang lama atau bahkan selama-lamanya. 

Namun, Lincoln menjamin, secanggih apa pun tim pencitraan dan tim pengelolaan pesan, tidak akan bisa membohongi semua orang untuk selama-lamanya.

Sejarah sudah membuktikan kebenaran ungkapan Lincoln itu. Betapa banyak pemimpin yang disanjung-sanjung oleh pendukungnya tiba-tiba mengalami peristiwa yang tidak bisa ia kontrol dan kemudian tetiba saja ia sudah kehilangan kekuasaan karena menjadi korban kebrutalan orang-orang yang menjadi pengikut setianya.

Terlalu banyak kejadian besar dan penting di dunia yang muncul di luar prediksi, bahkan sama sekali tidak bisa diantisipasi. Seorang penguasa yang powerful bisa saja mendesain kekuasaannya supaya langgeng, supaya bisa berkuasa seumur hidup. 

Ia sudah menata segala sesuatu dengan cermat supaya semuanya mulus. Namun, ia tidak menyadari bahwa terjadi ”bocor alus” yang membuat rencana itu jebol berantakan.

Sebuah bangunan dam raksasa yang kokoh bisa hancur karena bocor alus seukuran ujung jarum. Sebuah rezim yang didesain dengan kokoh bisa rontok karena peristiwa kecil yang tidak terduga.

Banyak sekali peristiwa besar yang terjadi di luar perkiraan. Pagebluk Covid-19 adalah contoh paling mutakhir. Pagebluk itu tidak diprediksi sebelumnya dan dampaknya mengubah tatanan dunia menjadi tidak sama lagi dengan sebelumnya. 

Tidak ada yang menyangka pagebluk itu bakal terjadi karena tidak terjadi preseden sebelumnya. Tapi, toh, ternyata terjadi.

Serangan 9/11 di gedung WTC Amerika Serikat juga fenomena yang sama. Kita tidak pernah mengalami kejadian semacam itu, dan ternyata kemudian terjadi. Peristiwa tersebut membuat para ahli militer AS terperangah tidak percaya bahwa wilayah mereka ternyata rapuh. 

Di bidang teknologi, kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi. Penemuan teknologi canggih di bidang kecerdasan buatan tidak ada preseden sebelumnya dan akan mengubah wajah dunia secara revolusioner.

Fenomena itulah yang oleh Nassim Nicholas Taleb disebut sebagai fenomena black swan alias ”angsa hitam” yang menggambarkan munculnya kejadian besar yang tidak terduga. Kejadian itu sempat dikira hanya temporer dan akan cepat selesai. Namun, ternyata kejadian itu berlangsung lama dan tidak ada yang bisa memprediksi kapan berakhir.

Menurut Taleb, sejarah itu buram. Kita dapat mengetahui apa yang terjadi setelah semuanya berlalu. Namun, kita tidak dapat melihat naskah yang yang melatarbelakangi kejadian sebelum semuanya terjadi. 

Kebanyakan orang merasa percaya diri dengan prediksinya karena mereka membuat prediksi berdasar sejarah. Namun, manusia sering lupa bahwa waktu mempunyai cara untuk mengejutkan kita dengan kejadian yang tak lazim.

Kategori :