Aktivitas pendaki Carstensz Pyramid Papua menghadapi medan berat.-YouTube Ivan Expeditions-
Seharusnya, jadwal terbang ke Timika via Makassar pada Senin pagi. Tetapi, pesawat delay dan baru bisa terbang ke Makassar pada pukul 12.00 siang. Ternyata, boarding di Makassar mundur. Setiba di Makassar, mereka batal terbang langsung ke Timika.
BACA JUGA: Tim Gabungan Masih Berupaya Evakuasi 18 Pendaki Yang Hilang Pasca Erupsi Gunung Marapi
BACA JUGA: Gunung Marapi Meletus, 28 Pendaki Dilaporkan Masih Dalam Proses Pencarian
Melainkan harus transit ke Sorong. “Jadi, mereka ini bikin rute baru. Flight ke Timika itu jam 2 dini hari Selasa,” terang SB.
Ia mengaku terakhir kontak dengan salah satu dari mereka pada Rabu, 19 September 2024.
Di hari itu, mereka sudah mengabarkan bahwa sudah susah sinyal. Itu berarti tim ekspedisi tersebut sudah memasuki pos awal pendakian.
Pada Kamis, 20 September 2024, SB mencoba mengirim pesan lagi. “Sudah nggak bisa dikontak sejak itu,” jelasnya.
Ia pun berpikir bahwa tim ekspedisi memang sudah memulai pendakian dengan medan yang berat. Bahkan, SB masih mencoba mengontak salah satu dari mereka empat hari berturut-turut pada 23 hingga 26 September 2024.
BACA JUGA: 500 Pendaki Bentangkan Merah Putih 20 Meter
Tetapi, tak kunjung ada balasan. Padahal, ia memperkirakan kawan-kawannya itu sudah perjalanan pulang pada Jumat, 27 September 2024.
Justru kabar duka yang datang. “Ya, baru Jumat sore dikabari, kami kehilangan satu teman yang gugur di sana,” ujarnya.
Dari kabar tersebut, kata SB, terjadi badai salju saat tim ekspedisi tiba di Carstensz Pyramid pada Senin, 23 September 2024, pukul 13.00 siang.
Begitu perjalanan turun dari puncak, HT memberi tahu kepada HH bahwa jantungnya merasa tak enak.
HT pun berjalan santai di barisan belakang dikawal HH. Kira-kira 10 menit kemudian, HT collaps saat summit reel di atas Teras Besar.