IISMAVO atau Indonesian International Student Mobility Award for Vokational Students merupakan program pemerintah yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa vokasi untuk belajar di kampus luar negeri.
IISMAVO adalah bagian dari Program Kampus Merdeka yang memberikan beasiswa melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Program itu mendanai mahasiswa Indonesia untuk menjalani mobilitas internasional selama satu semester di universitas dan industri terkemuka di luar negeri.
Program ”pertukaran pelajar” tersebut membuka peluang bagi mahasiswa vokasi untuk berkembang menempa diri dengan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama belajar di kampus luar negeri.
BACA JUGA: Pengukuhan Mahasiswa Baru Universitas Airlangga Program Magister dan Doktor
BACA JUGA: Hedonisme Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP: Hidup Mewah X Mental Lemah
Pengalaman yang dimiliki dan pengetahuan yang dikantongi menjadi bekal berharga bagi mahasiswa setelah lulus dari bangku perkuliahan nantinya. Maka itu, tak heran jika mahasiswa vokasi saling berebut untuk bisa mengikuti program IISMAVO.
Tentu, untuk memperoleh kesempatan emas tersebut tidaklah mudah. Ada seleksi ketat untuk memilih mahasiswa yang siap ”diterbangkan” ke luar negeri menimba ilmu di kancah internasional.
Salah seorang peraih IISMAVO 2024 ialah Muhriza, mahasiswa D-4 Perbankan dan Keuangan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga. Muhriza mendapat kesempatan untuk belajar di Program Studi International Business Environmental Strategy Universite Polytechnique Hauts-de-France.
BACA JUGA: Mahasiswa Belajar Bersama Komunitas
BACA JUGA: Waspadai Krisis Identitas Mahasiswa Masa Emerging Adult
Ada banyak hal yang diamati dan dipelajari selama berada di kampus terkemuka tersebut.
SISTEM PEMBELAJARAN YANG EFISIEN DI PRANCIS
Berdasar pengalaman yang dibagikan Muhriza, sistem pembelajaran di Prancis terbilang efisien dan unik. Bagaimana tidak, dosen hanya memberikan materi selama satu jam pertama perkuliahan.
Selebihnya, waktu diberikan kepada mahasiswa untuk diskusi kelompok. Seusai berdiskusi selama satu jam perkuliahan, mahasiswa diminta untuk memaparkan hasil diskusi di hadapan dosen.
Sistem itu membuat proses pembelajaran menjadi lebih ringan karena mahasiswa tidak dibebani tugas bertumpuk yang harus diselesaikan di luar jam kuliah. Mahasiswa pun bisa memahami materi dengan baik melalui diskusi langsung selama di kelas.