Khofifah Kenang Sejarah Pencetusan Hari Santri Nasional, Momentum Menguatkan Peran Santri dan NU

Minggu 13-10-2024,14:20 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Mohamad Nur Khotib

HARIAN DISWAY - Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa menghadiri Pengajian Hari Santri Nasional (HSN) serta peresmian rehab Masjid Al Huda dan Pawai Obor di Kabupaten Blitar pada Sabtu, 12 Oktober 2024. 

Momen HSN ini, menurutnya, menjadi pengingat pentingnya peran santri dalam sejarah perjuangan bangsa.

Bagi Khofifah, HSN bukan sekadar perayaan, tetapi momen untuk kembali menguatkan semangat persatuan. Terutama bagi para santri dan warga Nahdlatul Ulama (NU). 

BACA JUGA:Khofifah: Jatim, Provinsi Pertama Sahkan Perda dan Pergub Pesantren

BACA JUGA:Ratusan Pendeta se-Jatim Bikin GMSK, Mantap Menangkan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2024

Dalam kesempatan itu, Khofifah pun berbagi cerita tentang perannya dalam mempersiapkan Hari Santri Nasional pada 2014.

Kala itu, tiga hari sebelum dilantik sebagai menteri sosial RI, Khofifah mendapat instruksi langsung dari Presiden Jokowi.

“Saat itu, Bapak Presiden Jokowi menyampaikan Hari Santri akan disiapkan Keppres atau Perpres, dan kemudian menanyakan apa libur apa tidak serta  hari santri dimulai pada 1 Muharrom atau tanggal lain,” kata Khofifah. 

Diskusi tersebut pun berlanjut dengan Pratikno, melalui pertukaran draf lewat email. Menyusun Hari Santri, lanjut Khofifah, bukan tanpa tantangan. 

Ada kesulitan dalam menemukan bukti sejarah yang kuat tentang keterlibatan santri dalam peristiwa-peristiwa penting perjuangan kemerdekaan. 

BACA JUGA:Hari Santri 2024, Ini Logo, Tema, dan Theme Song yang Baru Saja Dirilis Menteri Agama

BACA JUGA:Kemenag Gagas Peringatan Hari Santri 2024 dengan Tema Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan

Salah satu contohnya, ketika banyak pihak meragukan jumlah santri yang terlibat dalam peristiwa tewasnya AWS Mallaby pada 1945. Ada juga yang mengatakan santrinya hanya 12 orang. 

“Ini penting untuk diluruskan, karena peran NU dan santri dalam perjuangan kemerdekaan harus tetap diingat dan didokumentasikan dengan baik,” tegasnya.

Khofifah sendiri turun tangan untuk menelusuri sejarah mencari berapa jumlah santri hingga pengasuh pondok pesantren yang turun bersama-sama dengan membawa bambu runcing melawan penjajah.

Kategori :