Hartono Leke, Maestro Tari Bujang Ganong (2): Tuntutan Fisik Penari Bujang Ganong

Selasa 15-10-2024,17:21 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Sosok Hartono Leke tak bisa dipisahkan dari reyog Ponorogo. Terutama tokoh Bujang Ganong yang kerap diperankannya. Perjalanan panjang mengkreasikan tari bujang ganong itu berbuah manis. Bahkan sampai diundang ke luar negeri.

Posturnya tak begitu besar. Tapi perawakannya kekar. Di tangan kirinya terdapat tato bertuliskan: Planet Reyog. Grup yang dibentuknya sejak lama, tapi tak bertahan lama.

Takdirnya memang menjadi pembina atau pelatih berbagai grup reyog di berbagai daerah di Indonesia. Tapi tidak untuk membuat grup reyog sendiri.

BACA JUGA:Hartono Leke, Kisah Maestro Tari Bujang Ganong (1): Cinta Reyog Sejak 1975


Hartono Leke, Maestro Tari Bujang Ganong (2): Tuntutan Fisik Penari Bujang Ganong. Sosok Hartono Leke tidak bisa dipisahkan dari kesenian reyog. Ia mengkreasikan tari bujang ganong yang digunakan oleh seluruh grup reyog di Indonesia.-Boy Slamet-HARIAN DISWAY

"Lha piye, anggotane wes pinter-pinter. Bareng wes pinter lha kok ngalih dewe-dewe (Mau bagaimana. Anggotanya sudah pintar-pintar. Setelah pintar, pergi sendiri-sendiri, Red)," katanya, membahas grup Planet Reyog yang pernah didirikannya pada dekade awal 2000an.

Namun, nama Leke sangat dikenal di grup reyog. Di mana pun berada, orang pasti tahu nama itu. Sebab, satu-satunya orang yang mengkreasikan tari bujang ganong adalah dirinya. Leke pun pernah melatih berbagai grup reyog di berbagai daerah di Indonesia. Berikut mengajarkan tari kreasinya itu.

Itu pula yang membuatnya berpentas di luar negeri. Pada dekade '90an, Leke diundang ke Jepang. "Waktu itu ada pentas di Jepang. Tapi yang didatangkan grup reyog dari Jakarta. Kata kantor dinas Indonesia di Jepang (Kedubes, maksudnya), itu grupnya enggak asli," ungkapnya. 

BACA JUGA:Pemerintah Ajukan Reog, Kolintang dan Kebaya Jadi Warisan Budaya UNESCO

Lalu, pihak Kedubes Indonesia di Jepang itu menghubungi pemerintah RI untuk mencari grup reyog orisinil. Yang benar-benar berasal dari Ponorogo. Didapatkan 19 orang. Termasuk para penari jathilan, dadak merak, berikut bujang ganong. Leke terpilih sebagai penari bujang ganong.

"Karena saya sudah identik dengan tokoh itu. Apalagi pernah mengkreasi tariannya yang menjadi pedoman pementasan bujang ganong dalam reyog Ponorogo. Jadi saya yang terpilih," ungkap pria 58 tahun itu. Ia pun berangkat ke Jepang. "Adem nangkono. Sampe kathuken (dingin disana. Sampai menggigil, Red)," guraunya.

Leke memang gemar bergurau. Itu yang membuatnya awet muda. Meski usianya saat ini menginjak 58 tahun, tapi perawakannya seperti orang 40 tahunan. "Selain terus berlatih, saya juga sering ngumpul sama anak-anak muda. Resep awet muda terutama sering ngumpul ambek cewek-cewek ayu (berkumpul bersama perempuan-perempuan cantik, Red)," guraunya lagi.

BACA JUGA:Reog Ponorogo Hibur Masyarakat Surabaya di Tugu Pahlawan, Ada Warok Sampai Jathilan

Wajar ia suka bercanda. Sebab, penari bujang ganong juga harus pandai melawak. Dalam pentas pakemnya, seorang bujang ganong setelah beratraksi akan langsung menghadap penonton. Melontarkan lawakan-lawakan. 

Jika di wayang kulit ada punakawan, di reyog Ponorogo ada bujang ganong. "Jadi dulu setelah atraksi langsung gejul atau melucu. Mbanyol. Sosok Bujang Ganong itu selain tegas, berani, juga harus lucu," kata pria asli Pakunden, Ponorogo, itu.

Dulu, seorang pemeran Bujang Ganong harus memiliki fisik dan mental yang kuat. Tak hanya berakting sebagai sosok pemberani, nyalinya memang harus diuji. Dalam pementasan aslinya, seorang bujang ganong memiliki piranti pementasan yang sulit.

Kategori :