Ekspos Karya-Karya UMKM: Gastrodiplomasi Cairkan Hubungan Antarbangsa

Jumat 18-10-2024,22:00 WIB
Oleh: Hendy Setiono*

Selain itu, di lain negara, Kebab Turki Baba Rafi mempertimbangkan kultur makan negara yang diekspansi pasarnya. Contohnya, di India tersedia menu dengan olahan daging ayam dan ikan, sementara di Belanda tersedia menu salad, sayur panggang, dan smoothies. Hal itu menjadi bukti bahwa produk kuliner yang ingin berhasil dalam menggaet pasar di mancanegara memerlukan kualitas yang sepadan dengan kultur masyarakatnya. 

Kedua, kuantitas. Kuantitas produk berarti jumlah atau volume dari produk UMKM yang akan diekspor. Untuk dapat tembus ke dalam pasar ekspor, buyer telah menentukan kuantitas produk yang harus dipenuhi. Maka dari itu, pelaku UMKM harus melakukan perencanaan terhadap sumber daya yang dimiliki, baik kemudahan bahan baku, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, maupun teknologi yang mumpuni.

Ketiga, kontinuitas. Hal ini berkaitan erat dengan kuantitas produk, di mana ekspor membutuhkan kesinambungan atau keberlanjutan sehingga pasokan barang dapat terus terjaga. Oleh karena itu, pelaku UMKM dituntut untuk dapat bersinergi dan berkolaborasi, terutama dengan pemasok bahan baku melalui kerja sama kemitraan. Hal itu perlu dilakukan supaya bahan baku dapat tersedia dengan mudah sehingga mendukung proses produksi dengan baik. 

Itulah mengapa perlu adanya berbagai kolaborasi antara berbagai lapisan, baik dari aktor pemerintah maupun aktor non pemerintah. Gastrodiplomasi sebagai soft power yang memanfaatkan kuliner sebagai kebudayaan bangsa yang tangible sudah seharusnya diekspos ke mata dunia. 

Dengan begitu, gastrodiplomasi tidak sebatas menguntungkan pihak-pihak yang terlibat langsung, tetapi juga membawa dampak bagi citra bangsa, salah satunya pengembangan pariwisata. (*)


*)Hendy Setiono adalah founder & Group CEO Baba Rafi Enterprise, pengurus Pusat BPP HIPMI, wakil ketua umum UMKM Kadin Surabaya, dan koordinator Fanta Berbagi TKN Fanta.--

 

 

Kategori :