Ekspos Karya-Karya UMKM: Gastrodiplomasi Cairkan Hubungan Antarbangsa

Jumat 18-10-2024,22:00 WIB
Oleh: Hendy Setiono*

UMKM atau usaha mikro, kecil, dan menengah merupakan kelompok usaha yang berkontribusi besar bagi perekonomian di Indonesia. Selain karena menyokong perekonomian dalam skala yang besar, UMKM dinilai mampu bertahan dalam berbagai jenis gejolak ekonomi. 

Oleh karena itu, eksistensi UMKM di negeri ini sangat layak untuk dipertimbangkan. Dilansir dari data Kamar Dagang dan Industri (Kadin), tahun 2023 terdapat 66 juta pelaku UMKM. 

UMKM terlibat sebesar lebih dari 61% bagi pendapatan domestik bruto (PDB) atau setara dengan Rp9.580 triliun. Angka yang fantastis tersebut juga menarik sekitar 117 juta masyarakat bekerja dalam bidang UMKM atau 97% dari total tenaga kerja di Indonesia. 

BACA JUGA:Merintis UMKM sebagai Oligarki Ekonomi Baru

BACA JUGA:Program Makan Siang Gratis dan Pemberdayaan UMKM

Dari sekian banyak jenis usaha yang berjalan, UMKM yang bergerak di bidang industri makanan menempati posisi tertinggi pertama dengan total 1.800.827 usaha dan 3.744.922 tenaga kerja. Makanan sebagai kebutuhan utama masyarakat itulah yang menjadikan industri makanan bergerak lebih cepat dan masif jika dibandingkan dengan jenis usaha yang lain. 

Tentu peluang tingginya masyarakat yang bergerak sebagai pelaku UMKM kuliner itu tidak hanya memberikan kesempatan bagi peningkatan perekonomian negara, tetapi juga tentang bagaimana mata dunia dapat tertuju pada kita. Industri UMKM yang banyak menginisiasi produksi makanan itu menjadi peluang cemerlang bagi bangsa Indonesia memperkenalkan budaya melalui cita rasa. 

Upaya UMKM terhadap transformasi digital tampaknya masih menjadi tantangan industri kita, terlebih untuk dapat merambah ke pasar internasional. Menurut data dari Kadin, tahun 2024 ini, jumlah UMKM yang masuk ke ekosistem digital diperkirakan mencapai 30 juta UMKM. 

BACA JUGA:UMKM di Hilirisasi Kelapa Sawit

BACA JUGA:Sulitnya UMKM Tembus Pasar Ekspor: Salah Resep Dapur atau Salah Toko?

Angka tersebut mengalami kenaikan dari jumlah UMKM dalam ekosistem digital yang pada tahun 2023 sebesar 24 juta dan hanya 20,76 juta pada 2022. Namun, kilatnya transformasi digital tersebut sepertinya belum optimal menyasar ke industri kecil lantaran persentase jumlah UMKM yang masuk ke ekosistem digital hanya sekitar 36% jika dibandingkan dengan total keseluruhan UMKM di tahun 2023. 

Sementara itu, untuk dapat bertanding di dunia global, kualitas bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi keberhasilan, tapi juga terbukanya akses pelaku UMKM terhadap dunia luar. 

Untuk dapat merambah ke dunia global, tantangan memang bukan suatu hal yang baru karena ekspansi pasar bukanlah hal yang mudah. Sementara itu, masuknya produk makanan lokal secara internasional tidak hanya bermanfaat bagi pelaku usaha, tetapi juga mengenalkan budaya Indonesia ke mata dunia.

BACA JUGA:Memacu UMKM Go International: Kolaborasi Mahasiswa dengan Kantor Bea Cukai Gresik

 BACA JUGA:Pemberdayaan UMKM dan Perlindungan Konsumen

Kategori :