Permainan angka-angka melalui statistik bisa terlihat menarik. Namun, kondisi lapangan bisa berbalik 180 derajat. Khofifah pandai memainkan angka-angka statistik untuk mengelabui kondisi riil di lapangan.
Pukulan telak harus diterima Khofifah di masa-masa akhir pemerintahannya. Kasus korupsi dana hibah yang menyeret sebagian besar anggota DPRD Jatim sangat mungkin melibatkan dia bersama wakilnya, Emil Dardak.
Wakil Ketua DPDR Jatim Sahat Simanjuntak sudah mendekam di penjara. Wakil ketua lainnya sudah berstatus tersangka. KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sampai sekarang terus mencari bukti-bukti untuk menjerat tersangka baru. Khofifah-Emil berdiri di atas duri menanti final countdown dari KPK.
Risma dan pasangannya, Gus Hans, berada di posisi yang menguntungkan sebagai penantang yang ada di belakang. Tinggal menunggu Khofifah-Emil lengah pada etape terakhir dan Risma-Gus Hans bisa menyalip di tikungan terakhir.
Prestasi Risma selama sepuluh tahun memimpin Surabaya sudah menjadi legenda. Capaian itu bisa menjadi modal penting untuk menyalip di tikungan terakhir. Reputasi Risma yang bersih dari korupsi menjadi modal tambahan untuk mengalahkan Khofifah.
Tagline ”Resik-Resik Jatim” bisa menjadi killing punch, ’pukulan telak’, yang bisa membuat Khofifah KO di ronde terakhir. (*)